Ahad 20 Jan 2019 08:36 WIB

Jelang Operasional Tol Trans Jawa, Akses Keluar Belum Beres

Sejumlah akses keluar tol menuju jalan nasional belum sepenuhnya memadai.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Jalan Tol Trans Jawa (Merak- Grati) akan dioperasionalkan penuh mulai Senin (21/1) pukul 00.00 WIB. Kendati begitu, operasional jalan tol sepanjang 938 kilometer itu masih menyisakan pekerjaan rumah, berupa akses jalan dari keluar tol menuju jalan nasional.

Di segmen Semarang- Solo, misalnya, masih ada sejumlah akses exit tol menuju jalan nasional yang hingga kini belum sepenuhnya memadai. Hal itu karena akses ini masih memanfaatkan jalan provinsi/ jalan kabupaten yang secara kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan exit tol. Seperti Jalan Letjen Suprapto yang saat ini menjadi akses exit tol Ungaran dengan jalan nasional di Kabupaten Semarang maupun Jalan Tingkir Raya, yang menjadi akses exit tol Salatiga dengan jalan nasional di wilayah Kota Salatiga.

Belum memadainya akses exit tol menuju jalan nasional tersebut dapat memicu persoalan baru berupa kemacetan arus lalu lintas yang disebabkan adanya penyempitan jalan Hal itu khususnya pada momentum tertentu, seperti mudik lebaran maupun libur panjang akhir pekan. Tak jarang, kemacetan arus lalu lintas ini mengakibatkan antrean panjang kendaraan baik dari jalan nasional menuju gerbang tol maupun sebaliknya.

Hal itu diakui oleh Direktur Utama (Dirut) Pt Trans Marga Jateng (TMJ), Yudhi Krisyunoro. Ia mengungkapkan, hingga saat ini memang masih ada akses jalan nasional menuju tol yang belum sepenuhnya memadai.

“Khusus untuk ruas Semarang- Salatiga, seperti di Ungaran serta Salatiga, di mana akses dari  gerbang tol (exit) menuju jalan nasional yang kurang memadai,” ungkapnya, dalam konferensi pers di Gedung Operasional PT TMJ, Bawen, Kabupaten Semarang, Sabtu (19/1).

Persoalan itu, jelas Yudhi, sudah disampaikan kepada instansi yang terkait, yakni Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga. Hal itu karena kewenangan PT TMJ –dalam hal ini-- hanya sebatas pada usulan dan PT TMJ juga tidak bisa melangkahi kewenangan tersebut.

Tidak hanya di Ungaran dan Salatiga, untuk persoalan akses dari keluar tol menuju jalan nasional yang belum sepenuhnya memadai juga ada di Boyolali. Sehingga akses tersebut tidak mampu menampung jumlah kendaraan jika volume kendaraan dari dalam tol melonjak.

Ia juga tidak membantah jika pada momentum tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri (mudik lebaran), saat volume kendaraan dalam tol melonjak dan akan keluar menuju jalan nasional, jalan provinsi atau jalan kabupaten ini tidak mampu menampung jumlah kendaraan.

Bahkan sering terjadi antrean panjang kendaraan sampai di gerbang tol hingga arus lalu lintas di dalam ruas tol pun ikut tersendat. “Sekali lagi, masalah ini sudah kita sampaikan dan mudah-mudahan juga segera mendapatkan perhatian,” ujarnya.

Khusus untuk yang akses keluar tol menuju jalan nasional di Salatiga, masih jelas Yudhi, saat ini sudah dalam proses pembebasan lahan untuk pelebaran jalan Tingkir Raya. Ia menarget prosesnya tidak terlalu lama. Sehingga persoalan akses dari exit tol Salatiga menuju jalan nasional tersebut bisa segera ditangani agar jalan penghubung tersebut menjadi lebih ideal. “Karena ini juga akan mendukung kelancaran kendaraan yang akan keluar dari exit tol,” ujarnya.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement