Kamis 17 Jan 2019 20:13 WIB

Bukalapak Tanggapi Banyaknya Toko Ritel Tutup

Keberadaan e-commerce dinilai membuka peluang baru bagi bisnis konvensional

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Transaksi pembayaran Bukalapak.com di Indomaret
Foto: bukalapak
Transaksi pembayaran Bukalapak.com di Indomaret

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan e-commerce Bukalapak menegaskan, tutupnya toko-toko ritel di Indonesia bukan karena keberadaan e-commerce. Seperti diketahui, dalam beberapa waktu terakhir banyak toko ritel tutup seperti Hero, Debenhams, dan lainnya.

"Sebetulnya keberadaan e-commerce justru membuka peluang baru bagi bisnis-bisnis konvensional. Hal itu dengan terhubung melalui teknologi justru menambah peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas," ujar Corporate Communication Manager Bukalapak Evi Andarini kepada Republika, Kamis (17/1).

Contohnya, kata dia, kalau dulu sebuah toko terbatas pada pengunjung yang datang ke toko saja, sekarang dengan merambah ke online akan semakin memperluas jangkauannya. "Mungkin pembeli-pembelinya bisa tidak hanya pelanggan-pelanggan lamanya tapi bertambah bahkan sampai antar pulau," jelas Evi.

Selanjutnya untuk brand-brand resmi, ia menambahkan Bukalapak telah banyak bekerja sama. Misalnya yang terdapat di BukaMall, di sana terdapat berbagai brand resmi yang membuka peluang pemasarannya dengan para pengguna Bukalapak yang jumlahnya lebih dari 50 juta pengguna.

Lebih lanjut, kata dia, kebutuhan masyarakat saat ini memang ingin lebih praktis. "Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan masyarakat untuk serba praktis itu semakin meningkat, jaman tidak bisa dilawan tapi bisa diajak berkawan," tutur Evi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement