Kamis 17 Jan 2019 16:18 WIB

Pertamina Anggarakan 2,5 Miliar Dolar Investasi Hulu Migas

Ada beberapa proyek investasi yang ternyata harganya jauh lebih hemat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah kapal tanker pengangkut LPG berlabuh di Jetty Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/12/2018).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sebuah kapal tanker pengangkut LPG berlabuh di Jetty Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menganggarkan dana sebesar 2,5 miliar dolar AS pada 2019 untuk investasi. Angka investasi ini tidak lebih besar daripada tahun 2018 yang sebesar 2,9 miliar dolar.

Direktur Hulu  PT. Pertamina, Dharmawan Samsu menjelaskan penurunan anggaran investasi ini bukan berarti Pertamina menurunkan nilai investasi. Ia menjelaskan, ada beberapa proyek investasi yang ternyata harganya jauh lebih hemat. Dharmawan menilai, hal ini merupakan langkah efisiensi.

"Kenapa turun? bukan turun tapi itu pencapaian realisasi dari aktivitas yang kita targetkan dari awal. Kalau kita menargetkan 3,1 tapi realisasi 2,9 bukan penurunan investasi. Itu ada elemen efisiensi. Jadi yang seharunsya spending nilai tertentu bisa dturunkan," ujar Dharmawan di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (17/1).

Produksi Migas Pertamina Tahun Ini 922 Ribu Barel

Dharmawan juga menjelaskan tahun ini Pertamina akan memakai uang investasi tersebut untuk fokus menggarap beberapa lapangan yang ada di wilayah Kalimantan. Dharmawan menjelaskan hal ini karena ada banyak blok migas strategis yang dikelola anak usaha Pertamina di daerah tersebut sehingga produksinya bisa diintegrasikan, seperti Blok Mahakam, Sanga-Sanga, Simenggaris, Nunukan, East Kalimantan dan Attaka, juga area asset 5 yang dioperasikan Pertamina EP.

"Kita kan juga akan melakukan EOR (Enhanced oil recovery-red) pada tahun ini untuk meningkatkan produksi," ujar Dharmawan.

SVP Upstream Strategic Planning & Operation, Ida Yusmiati menjelaskan pada 2019 ini angka 2,5 miliar dolar banyak digunakan Pertamina untuk mengelola Blok Produksi dan mengembangkan Blok Eksplorasi. Upaya ini untuk bisa meningkatkan produksi dan menemukan cadangan baru.

Untuk aksi korporasi seperti akuisisi dan merger, Ida sendiri mengatakan Pertamina membuka peluang tersebut selama merupakan kebutuhan Pertamina. Hanya saja, memang kata Ida, Pertamina fokus merawat blok blok untuk bisa mengurangi decline.

"Jika ada peluang MRA di luar indonesia dan peluang ini sesuai kebutuhan energi pertamina, kamiakan tetap mengkaji secara serius. berapa peluang dan berapa investnya kita belum bisa share. 2018 kita tidak melakukan apa apa, kita mengelola fokus ke WK terminasi," ujar Ida.

Jika dirinci, investasi Pertamina terbagi untuk beberapa anak usahanya. PT Pertamina EP Cepu, akan berinvestasi 310 juta dolar untuk proyek jambaran Tiung Biru yang akan mengebor enam sumur pengembangan pada Juli mendatang.

Pertamina Hulu Energi, tahun ini, akan menggelontorkan investasi 448 juta dolar. Investasi PHE itu untuk  mengebor sejumlah sumur tahun ini untuk mencapai target produksi, di antaranya pengeboran 45 sumur pengembangan juga 13 sumur eksplorasi.

Investasi paling untuk Blok Mahakam yakni  1,8 miliar dolar. Pertamina dalam RKAP 2019 menargetkan pengeboran di Mahakam mencapai 108 sumur dengan menggunakan lima rig pengeboran.  Alhasil untuk hulu migas tahun ini sebesar 2,3 miliar dolar, dan sisanya 153 juta dolar  dialokasikan untuk panas bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement