Selasa 15 Jan 2019 21:49 WIB

Kementan Siap Distribusi 20 Juta Ayam/Itik ke 400 Ribu RTM

Kementan fokus pada kegiatan percepatan peningkatan populasi dan produksi sapi/kerbau

Red: EH Ismail
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di IPB International Covention Center (IICC) Botani Square Bogor,  Selasa (15/1).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di IPB International Covention Center (IICC) Botani Square Bogor, Selasa (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan, pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun ini kembali difokuskan pada kegiatan percepatan peningkatan populasi dan produksi sapi/kerbau melalui Upsus Siwab dan pengentasan kemiskinan melalui program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera).

“Tahun ini Kementan akan mendistribusikan 20 juta ayam/itik ke 400 ribu Rumah Tangga Miskin Pertanian (RTMP),” kata Diarmita dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di IPB International Covention Center (IICC) Botani Square Bogor,  Selasa (15/1).

Rakernas ini dihadiri seluruh Kepala Dinas`yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi se Indonesia dan Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis), serta Eselon 2 lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Menurut Diarmita, kegiatan prioritas 2019 tetap pada peningkatan produksi dan pengentasan kemiskinan. “Kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) tetap dilanjutkan dengan target 3 juta akseptor,” ujarnya.

Ia berharap UPT-UPT pembibitan dapat menjadi pelopor untuk pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB). Diarmita mencontohkan, jika Meksiko memiliki UPT pembibitan sembilan unit, sedangkan Ditjen PKH memiliki tujuh UPT pembibitan. Dalam 10 tahun Meksiko mampu mengembangkan sapi potong di UPT pembibitannya, sehingga saat ini Meksiko menjadi negara pengekspor. Demikian juga halnya dalam pengembangan pakan juga harus diperkuat data potensi lokasi dan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pakan. 

Untuk program BEKERJA, Diarmita mengatakan, Kementan tahun ini menargetkan bantuan unggas lokal (ayam/itik) sebanyak 20 juta, naik 100 persen dari target 2018 yang hanya 10 juta ekor. “Target ini naik 100 persen, dari 200 ribu RTMP di 2018 naik menjadi, 400 ribu RTMP tahun ini,” tambahnya.

Ia ungkapkan, pada 2018 Ditjen PKH telah mendistribusikan ayam/itik sebanyak 6 juta ekor beserta paket bantuan pakan dan obat-obatan terhadap 120 ribu RTMP. Sedangkan pada 2019, Ditjen PKH akan mendistribusikan bantuan ayam/itik sebanyak 12 juta ekor beserta paket bantuan pakan, obat-obatan dan kandang terhadap 240 ribu RTMP.

Selain itu juga Ditjen PKH tetap fokus pada peningkatan produksi pakan ternak, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penyediaan benih dan bibit, produksi ternak, serta peningkatan pemenuhan persyaratan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)

Ia menambahkan, hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian bahwa tugas dan fungsi pertanian adalah meningkatkan produksi, pemanfaatan teknologi, menciptakan inovasi baru,  perkarantinaan, pengawasan, perbaikan sarana dan prasarana produksi. Tahun 2019 ini Kementan fokus dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, pengentasan kemiskinan melalui program BEKERJA, pengembangan lahan rawa (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani/SERASI), Obor Pangan Lestari (OPAL), dan mengembalikan kejayaan rempah-rempah.

Diarmita menjelaskan, skema bantuan ternak dalam program #Bekerja dilakukan dengan memberikan bantuan ternak berupa unggas lokal (ayam/itik), kambing/domba beserta kandang dan pakan, serta obat-obatan dan bimbingan teknis yang ditujukan kepada RTMP.

"Saya berharap untuk provinsi yang mendapat bantuan BEKERJA dalam rapat teknis ini untuk aktif melakukan diskusi, sehingga kegiatan tersebut dapat segera dieksekusi,” kata dia.

Ia berharap  penangungjawab pelaksana masing-masing kegiatan BEKERJA setelah rapat tenis ini dapat mempersiapkan pelaksanaannya termasuk dalam pelaksanaan kontrak kegiatan, CP/CL dan sosialisasi kegiatan.

Untuk regenerasi dan meningkatkan angka tenaga kerja di sektor pertanian, Diarmita menyebutkan, Mentan pada Rakernas Kementerian Pertanian pada Senin (14/01) di Hotel Bidakara, Jakarta, telah mengimbau agar dalam pelaksanaan pembangunan pertanian melibatkan pemuda millennia. Dengan keterlibatan pemuda millennia, maka mereka akan tergerak untuk bertani, berwiraswasta dan menjadi konglomerat di bisnis pertanian.

Diarmita mengatakan, petani milenial adalah petani yang lahir sekitar 80an (antara 19-39 tahun) atau yang berjiwa milenial yang adaptasi terhadap teknologi digital. Peternak millenia akan mulai dilibatkan untuk pengembangan beberapa komoditas, diantaranya: unggas, sapi/kerbau/sapi perah, kambing/domba, babi dan pengolahan hasil peternakan.

Diarmita berharap agar seluruh kegiatan yang menggunakan DIPA Ditjen PKH, baik di pusat maupun daerah, harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan akuntabilitas. “Saya akan melakukan pengecekan terhadap alokasi penggunaan anggaran untuk pembangunan Peternakan dan kesehatan hewan,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) 2019 oleh masing-masing pimpinan baik dari instansi pusat maupun daerah dengan Dirjen PKH. Dalam PK tersebut masing-masing pinpinan unit kerja berkomitmen untuk mewujudkan tercapainya target kinerja yang telah ditetapkan sesuai dengan alokasi anggaran yang diterima.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement