Selasa 15 Jan 2019 18:03 WIB

Belanja Online Dinilai Lebih Cepat dan Praktis

Soal kualitas, pintar-pintar kita memilih saja.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Budi Raharjo
Festival Belanja Online 2018.
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
Festival Belanja Online 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Fenomena perubahan pola belanja pada masyarakat dari offline ke online masih terus berlangsung. Perubahan ini seiring dengan semakin gencarnya industri e-market place yang membuat konsumen lebih menghemat waktu dalam berbelanja.

Hal itu diakui salah satu warga Kota Bekasi, Farel (21 tahun). Kepada Republika, Farel mengatakan bahwa saat ini lebih sering berbelanja di toko online. “Lebih senang belanja di online karena cepat dan praktis. Soal kualitas, pintar-pintar kita memilih saja,” kata Farel, Selasa (15/1).

Mengenai harga, ia mengaku tak jauh berbeda dengan harga di supermarket atau toko konvensional. Keuntungan dari berbelanja online hanya terletak pada efisiensi waktu konsumen. Meski begitu, efisiensi waktu dinilai Farel amat berharga di tengah kesibukan kegiatan sehari-hari.

Biasanya, Farel berbelanja di toko online untuk membeli barang-barang konsumtif. Seperti misalnya tas, sepatu, pakaian, serta barang-barang yang sering dipakai harian. Kendati demikian, Farel mengaku terkadang masih suka berbelanja di toko konvensional. Alasannya, agar ukuran produk yang dibeli dapat dipastikan sehingga cocok dan nyaman dipakai.

Senada dengan Farel, Isal (24) mengatakan mulai suka berbelanja produk di toko online. Hanya saja, ia mengaku masih lebih sering berbelanja langsung di toko online. Alasannya sama seperti Farel, yakni agar bisa dengan langsung melihat produk yang akan dibeli.

“Kadang-kadang saya mulai suka belanja di online karena bisa pesan juga sesuai selera. Biasanya beli sepatu atau jersey,” ujarnya.

Dua hari lalu, PT Hero Supermarket Tbk menginformasikan penutupan 26 toko Hero. Sebanyak 532 karyawan harus terkena dampak efisiensi.

Dalam dua tahun terakhir, sejumlah jaringan toko retail ditutup. PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) menutup dan tidak memperpanjang gerai-gerai retail merek asing yang menjadi mitra mereka. Sementara, retail lokal semisal Matahari dan Ramayana juga menutup beberapa toko mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement