Senin 14 Jan 2019 18:21 WIB

Mentan akan Bagi-Bagi Benih Kedelai

Swasembada kedelai ditargetkan pada 2020.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja menggiling kedelai impor untuk diolah menjadi tahu di Jakarta Selatan, Jumat (16/11/2018).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pekerja menggiling kedelai impor untuk diolah menjadi tahu di Jakarta Selatan, Jumat (16/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Pertanian saat ini mulai serius meningkatkan produksi kedelai. Hal tersebut sejalan dengan target swasembada kedelai pada 2020 mendatang.

"Doakan bisa tepat waktu," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat ditemui pada acara Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Hotel Bidakara, Senin (14/1).

Ia mengatakan, pihaknya akan memberi insentif berupa bibit unggul lengkap dengan pupuk. Dengan begitu, petani memiliki kemauan untuk menanam kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto mengatakan, untuk mendukung terwujudnya swasembada kedelai 2020, pihaknya tahun ini mengusulkan adanya wajib tanam bagi importir. Cara ini telah diterapkan pada bawang putih dan dinilai berhasil mengurangi impor.

Ia pun optimistis cara tersebut akan disambut baik pengusaha dalam hal ini importir." Normalnya sebagai penduduk, warga negara yang mempunyai tanggung jawab mestinya tidak harus ada keberatan, apalagi menanam kedelai jauh lebih mudah daripada menanam bawang putih," ujarnya.

Sementara menunggu persetujuan sistem wajib tanam tersebut, Kementerian Pertanian tahun ini mendorong pola penanaman tumpang sari kedelai dengan padi dan jagung sebagai upaya peningkatan produksi kedelai. Belajar dari jagung, ia melanjutkan, pihaknya berharap akan ada penularan positif dari wilayah yang sukses bertani kedelai ke daerah sekitarnya.

"Grobogan setiap saat menanam kedelai, fanatik kedelai. Kaya jagung, kalau jagung bagus tetangganya akan ikutan," kata dia. Ia menambahkan, di Grobogan sedikitnya ada 400 ribu hektare lahan yang ditanami kedelai.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement