REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Produksi cabai di daerah sentra saat ini sedang melimpah, sehingga berdampak pada menurunnya harga cabai. Kondisi ini terjadi pada petani cabai di Kabupaten Demak, Jawa Tengah sebagai sentra produksi.
Menyikapi hal ini, Petani champion cabai Kabupaten Demak, Nur Eko menuturkan penurunan harga cabai di Kabupaten Demak akibat produksi yang melimpah. Penurunan harga ini wajar dan hanya sementara. Meski demikian, petani meminta Dinas Perdagangan (Disdag) dan Bulog melakukan intervensi sehingga harga cabai menguntungkan petani.
"Kami mohon agar Dinas Perdagangan dan Bulog bisa bantu intervensi harga. Serap cabai, jangan petani ditinggal sendiri," kata Nur Eko di Demak, Ahad (13/1).
Menurut Nur Eko, untuk menjaga harga cabai selalu stabil meski musim panen, pihaknya akan mengajak petani untuk bergabung dalam kelompok champion. Ke depan pun, perlu dibangun industri pengolahan dan pasar lelang.
"Tapi ini penurunan harga akan segera normal. Ini sifatnya hanya turun sementara karena fenomena harian saja dan daerah lain semuanya harga normal," ujarnya.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmodjo membenarkan saat ini musim panen cabai sedang berlangsung. Artinya, penurunan harga seperti di Dema merupakan fenomena lazim yang terjadi apalagi sebagai sentra cabai, belum menerapkan pola tanam dan pengendalian tata niaga.
"Jadi di Demak tidak ada petani yang demo karena harga anjlok. Tapi kemarin itu hanya insiden, petani saking kecewanya menyebar 2 kantong cabai setelah itu dipungut kembali kemudian bubar, jadi jangan dibesar-besarkan. Lagian bukan sifat petani membuang-buang pangan di jalan," tutur Tunov.
Tunov meminta kejadian tersebut tidak dibuat heboh atau dibesar-besarkan. “Apalagi dipolitisir," pintanya.
Upaya Pemerintah
Kepala Dinas Petanian Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Wibowo mengatakan, untuk menstabilkan harga cabai, dinas petanian Demak telah menggelar koordinasi dengan petani Dusun Maguan, Desa Jeruk Gulung, Kecamatan Dempet.
Wibowo mengungkapkan, dari koordinasi dengan petani tersebut, didapat solusi agar harga cabai terus menguntungkan petani.
"Pertama, disiapkan hilirisasi mesin pengering pengolah. Kedua, membangun kemitraan dengan pabrikan. Ketiga, stabilisasi harga cabai dengan pasar lelang di farmgate," ujarnya.
Keempat, lanjut Wibowo, akan membantu petani dalam efisiensi input produksi dengan penggunaan obat-obatan yang murah dan ramah lingkungan. Obat-obatan ini tentunya yang bisa diproduksi petani sendiri dengan pelatihan.
"Kelima, petani sepakat mau melakukan anjuran pola tanam dan gilir tanam yang difasilitasi dinas pertanian," tuturnya.
Selain Kabupaten Demak, produksi cabai di Kabupaten Kebumen pun sedang mengalami kenaikan. Kepala Dinas Pertanian Kebumen, Pudji Rahayu menyebutkan, produksi cabai memang sedang meningkat, tetapi petani mensikapi dengan menlaunching pasar lelang cabai dan petani tetap bersemangat walaupun harga turun.
"Jadi harus disadari bahwa penurunan harga itu karna produksi yang melimpah," kata Pudji.
Namun demikian, dengan adanya pasar lelang, produksi tetap terbeli dan peran champion terlihat memfasilitasi para petani sehingga produksi tetap terjual. "Semoga dengan turunnya Champion di daerah maka harga masih bisa di kendalikan. Pemda pun mengapresiasi pasar tani yang kami gelar semoga petani tetap semangat memproduksi kalau bukan kita siapa lagi yg menjadi tempat curhat dan penyelamat mereka," pungkas Pudji.