REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Proses pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo, DIY, terus berlanjut. Selasa (8/1), Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta rombongan berkesempatan meninjau langsung ke lokasi pembangunan.
Seperti dijelaskan Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi, rencananya April 2019 pada minimum operasional NYIA, airside sudah selesai 100 persen dengan runway sepanjang 3.250 meter. Ia menambahkan, sesuai jadwal, proyek pembangunan yang dikerjakan konsorsium PP ini selesai Juni 2020.
"Tetapi kemungkinan besar Desember 2019 sudah bisa selesai 100 persen," kata Faik, saat pemaparan tentang progress pembangunan bandara NYIA. Menurutnya, bandara ini bisa menampung pesawat terbesar dan terberat di dunia.
Sementara itu, General Manager PP KSO, Andek Prabowo, menuturkan pada Desember 2019 pembangunan NYIA selesai, sedangkan pada April diharapkan secara keseluruhan selesai 40 persen. "Adapun sampai saat ini selesai 26 persen," katanya.
Juru bicara proyek pembangunan NYIA, Agus Pandu Purnama, mengatakan penerbangan internasional yang akan operasi di NYIA pada April 2019 adalah Air Asia dari Singapura dan Silk Air juga dari Singapura.
Untuk penerbangan domestik masih di Bandara Adisutjipto. "Sedangkan pesawat Lion Air penerbangan dari Thailand baru kemarin menyatakan ketertarikannya," kata Pandu.
Pada kesempatan sama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan nama bandara di Kulonprogo secara resmi tetap New Yogyakarta International Airport atau disingkat NYIA.
Ketika ditanya kenapa bukan memilih nama pahlawan, Sultan mengatakan bahwa biar tidak terjadi polemik dan untuk memudahkan kode penerbangan.