REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyebutkan keputusan pemerintah untuk membuka impor jagung tambahan sebesar 30 ribu ton disebabkan oleh masih tingginya harga jagung pakan di tingkat peternak.
"Ini untuk mengantisipasi karena harganya masih tinggi. Kami mengatakan kurang atau lebih karena supply terhadap demand. Demand sudah tentu ada, tapi yang menjadi pertimbangan adalah di harga," kata Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sri Widayati di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa (8/1).
Menurut laporan yang didapat, harga jagung di tingkat petani masih berkisar Rp 5.800 per kilogram. Ia pun belum bisa memastikan bahwa harga jagung akan segera, namun diperkirakan petani daerah Jawa Timur mulai melakukan panen pada minggu ketiga Januari.
Baca juga, 30 Ribu Ton Jagung Impor Tiba 10 Januari
Pada Desember 2018, pemerintah sudah membuka impor jagung sebanyak 100 ribu ton dan menugaskannya kepada Perum Bulog. Namun, pada 2 Januari 2019 dalam rapat koodinasi terbatas di Kemenko Perekonomian, pemerintah kembali mengeluarkan izin impor jagung pakan sebanyak 30 ribu ton. Melalui penambahan impor jagung, jumlah keseluruhan impor jagung tercatat mencapai 130 ribu ton.
Sejauh ini, realisasi impor jagung yang sudah masuk ke Indonesia sebesar 73 ribu ton, sisanya sebanyak 30 ribu ton baru akan masuk pada 10 Januari 2019.
Sebanyak 73 ribu ton jagung yang sudah masuk. Impor ini terdiri dari 60 ribu ton didistriburikan ke peternak di Teluk Lamong dan sisanya didistribusikan ke Cigading, Banten.
"Itu memang untuk sentra peternak layer kan banyaknya ada di Jawa Timur," kata Sri.