Kamis 03 Jan 2019 12:35 WIB

Dirut Bank Mandiri Sebut Tren Suku Bunga 2019 Lebih Stabil

Sampai akhir tahun pertumbuhan kredit bank secara market terkendali di atas 12 persen

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menunjukkan pecahan uang Rp100 ribu di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (20/6). Bank Mandiri menyiapkan uang kartal sebesar Rp23,5 triliun untuk pengisian mesin ATM pada libur panjang lebaran, yang mana penarikan tunai melalui ATM diperkirakan meningkat menjadi Rp34,8 juta per hari dibanding tahun lalu yang hanya sebesar Rp26,7 juta per hari.
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Petugas menunjukkan pecahan uang Rp100 ribu di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (20/6). Bank Mandiri menyiapkan uang kartal sebesar Rp23,5 triliun untuk pengisian mesin ATM pada libur panjang lebaran, yang mana penarikan tunai melalui ATM diperkirakan meningkat menjadi Rp34,8 juta per hari dibanding tahun lalu yang hanya sebesar Rp26,7 juta per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menilai, tren suku bunga tahun ini akan lebih stabil dibandingkan 2018. Hal itu dipengaruhi oleh tren suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang dilambatkan.

"Mungkin nggak jauh dibandingkan 2018 tapi stabil. Ths Fed juga melambatkan dan Bank Indonesia (BI) mungkin akan naikkan suku bunga acuan satu atau dua kali tahun ini," ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut kepada wartawan, Rabu, (2/1).

Menurutnya, tantangan perbankan pada 2019 masih terkait likuiditas. Meksi begitu, kata dia, likuiditas mulai membaik dalam satu bulan terakhir ini.

Lebih lanjut, pria yang juga ketua Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) ini optimis kinerja perbankan pada 2019 lebih baik dari sebelumnya. Sebab, sampai akhir tahun pertumbuhan kredit bank secara market terkendali di atas 12 persen.

OJK Minta Pelaku Pasar Optimistis Hadapi 2019

"Kita lihat NPL (Nonperforming Loan) juga menurun," kata Tiko.

Ia berharap, bila dari sisi politis lancar pula maka tidak ada kendala bagi masuknya capital inflow, sehingga Current Account Deficit (CAD) membaik.

"Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat. Dengan begitu likuiditas meningkat," kata Tiko.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan, kondisi likuiditas perbankan tidak akan ada masalah tahun ini. Pasalnya pada 2019, portofolio investor pun diharapkan banyak yang kembali masuk ke pasar Indonesia.

"Otomatis kalau portofolio balik, brarti likuiditas money base-nya akan tambah besar sehingga likuiditas akan naik. Deposan juga akan naik lagi," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement