REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu (2/1) atau Kamis (3/1) pagi WIB. Data ekonomi yang lemah dari beberapa ekonomi utama menyebabkan kekhawatiran atas pertumbuhan global dan memicu permintaan terhadap aset-aset safe haven termasuk mata uang AS.
Setelah memperhitungkan faktor-saktor musiman, Indeks Pembelian Manajer (PMI) Manufaktur Zona Euro dari IHS Markit mencatat angka akhir 51,4 pada Desember, turun dari 51,8 pada November. Meskipun memperpanjang perjalanan ekspansi saat ini menjadi lima setengah tahun, angka PMI terbaru adalah yang terendah sejak Februari 2016, kata penyedia data IHS Markit pada Rabu (2/1).
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,71 persen menjadi 96,8145 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1344 dolar AS dari 1,1459 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2609 dolar AS dari 1,2738 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6997 dolar AS dari 0,7048 dolar AS.
Dolar AS dibeli 109,19 yen Jepang, lebih rendah dari 109,67 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9903 franc Swiss dari 0,9824 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3585 dolar Kanada dari 1,3635 dolar Kanada.