REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan pertumbuhan laba sebesar 10 persen pada 2019. Perusahaan juga menargetkan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp 10,39 triliun, baik dari proyek internal maupun eksternal.
"Pada 2019, WSBP menargetkan laba naik sekitar 10 persen dibandingkan 2018," kata Direktur Utama WSBP Jarot Subana dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (2/1).
Pada Januari 2019, ia mengatakan ada potensi nilai kontrak baru sekitar Rp 2 triliun. Kontrak baru ini berasal dari pekerjaan tambahan proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Cibitung-Cilincing, Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan proyek lainnya.
Sementara itu, Research Associate MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan dalam risetnya mengemukakan saham WSBP dinilai relatif aman sebagai instrumen investasi, seiring strategi perseroan untuk mengurangi proyek "turn key" guna menghindari kas operasional negatif. "Aksi ini akan menjadi sentimen positif bagi perseroan ke depan. Kebijakan tersebut juga akan membuat kinerja keuangan dan pergerakan harga saham WSBP lebih baik ke depan," katanya.
Ia menambahkan keinginan manajemen WSBP untuk menerapkan integrasi bisnis mulai dari hulu ke hilir juga akan berdampak terhadap kenaikan margin keuntungan dalam jangka panjang. "Integrasi bisnis akan dilaksanakan dengan mengakuisisi perusahaan penyedia bahan baku produksi, seperti tambang pasir, produsen besi, dan lainnya," paparnya.
Ia memproyeksikan laba bersih WSBP diperkirakan meningkat menjadi Rp 1,39 triliun pada 2019 dibandingkan target 2018 yang sebesar Rp 1,2 triliun, dan perolehan tahun 2017 yang sebesar Rp 1 triliun. WSBP merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang memproduksi beton precast dan "ready mix" dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia.