Senin 31 Dec 2018 14:12 WIB

BRI Syariah Salurkan KUR 2018 Rp 700 Miliar

BRI Syariah fokus menyalurkan pembiayaan pada sektor produksi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Nasabah membaca brosur usai melakukan transaksi melalui ATM BRI Syariah di Jakarta, Ahad (30/12).
Foto: Republika/Prayogi
Nasabah membaca brosur usai melakukan transaksi melalui ATM BRI Syariah di Jakarta, Ahad (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema pembiayaan syariah oleh BRI Syariah telah memenuhi kuota 100 persen. Sektretaris Perusahaan BRI Syariah, Indri Tri Handayani, menyampaikan kuota tahun ini mencapai Rp 700 miliar.

"Alhamdulillah sudah 100 persen, kuota untuk KUR mikro sebesar Rp 450 miliar dan KUR kecil sebesar Rp 250 miliar jadi total Rp 700 miliar," kata Indri kepada Republika.co.id, Senin (31/12).

Ia menyampaikan awalnya kuota KUR BRI Syariah sebesar Rp 550 miliar namun seiring waktu terus bertambah. BRI Syariah fokus menyalurkan pembiayaan pada sektor produksi. Per November 2018, sektor produksi untuk KUR Mikro yakni 54,1 persen dan nonproduksi sebesar 45,8 persen.

"Sementara untuk KUR kecil, penyaluran ke nonproduksi sebesar 40 persen dan produksi mencapai 60 persen," kata dia.

Dari 16 subsektor Badan Ekonomi Kreatif yang paling banyak dibiayai oleh BRI Syariah baik di KUR kecil maupun mikro, industri pengolahan mendapat porsi terbanyak. Di dalamnya termasuk kuliner dan fesyen.

Untuk KUR Mikro industri pengolahan, pangsa pembiayaannya sebesar 23,8 persen dan jasa sebesar 40 persen. Sedangkan untuk KUR kecil, industri pengolahan peroleh pembiayaan sebesar 25,1 persen dan jasa sebesar 21,8 persen.

Indri menambahkan, BRI Syariah telah mengajukan penambahan kuota KUR 2019 jadi sebesar Rp 1,5 triliun. Dengan komposisi Rp 750 miliar untuk KUR kecil dan Rp 750 miliar untuk KUR mikro. Fokus sektor produksi maupun nonproduksi minimal 50 persen.

Sektor produktif yang jadi target pembiayaan meliputi pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri pengolahan. Selain itu, disalurkan ke sektor konstruksi dan jasa−jasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement