Rabu 26 Dec 2018 17:19 WIB

Cerita Warga Rusun Gunakan Gas Alam untuk Memasak

Memasak lebih aman menggunakan gas alam

Rep: rahma sulitya/ Red: Dwi Murdaningsih
 Warga berjalan didekat meteran jaringan gas rumah tangga PGN di Rusun Klender, Jakarta, Rabu (14/11).
Foto: Republika/Prayogi
Warga berjalan didekat meteran jaringan gas rumah tangga PGN di Rusun Klender, Jakarta, Rabu (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cerita dari Rusun Klender. Rusun Klender merupakan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang memiliki HGB tersendiri, dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Rusun Klender juga merupakan rusun percontohan pertama di Indonesia yang dibangun oleh Presiden RI ke-2, Soeharto, dan sekaligus munculnya Undang-Undang tentang rumah susun untuk pertama kalinya pada 1980 silam.

Meski rusun itu merupakan rusunami, tapi tak jarang di antara warga yang tinggal di sana, masih ada yang unit rusunnya mengontrak. Seperti Jessica (33), yang baru tinggal di sana empat tahun. Jessica merupakan ibu dua anak yang mengontrak di salah satu rusun dengan uang sewa Rp 13 juta per tahun, sudah termasuk pembayaran gas dari Perusahaan gas Negara (PGN), listrik, dan air.

Ia menceritakan pengalamannya menggunakan gas alam dari PGN. “Ini kan ada meterannya ya, jadi di sini bisa dilihat pemakaiannya berapa dan bayarnya berapa. Pokoknya pakai gas alam ini lebih aman, kalau bocor juga petugas dari PGN cepat sekali memperbaikinya,” ujar Jessica saat ditemui di Rusun Klender Jakarta Timur Blok 3, Selasa (4/12).

Ketika warga melaporkan ada kebocoran di rumahnya, langsung bisa melapor ke pengelola dan pengelola langsung melapor ke PGN, tidak berapa lama pun teknisi datang memperbaiki. Gas bocor juga merupakan hal yang tidak perlu ditakuti oleh warga karena tidak pernah ada kejadian kompor gas meledak karena kebocoran gas.

“Ini aman banget, tidak pernah ada kejadian kompor gas meledak, gas alam pokoknya aman banget,” kata Jessica.

Kepuasan juga datang dari salah seorang warga bernama Norman (66), yang mengatakan dari 1.280 unit Rusun Klender, tidak pernah ada satupun kejadian kebakaran akibat kebocoran gas. “Saya sudah di sini sejak 1984, tidak pernah khawatir memasak dengan kompor gas dari gas alam. Justru malah aman, tidak pernah ada kebakaran,” ucap dia.

Rusun Klender berdiri di atas dua wilayah kelurahan, yakni Kelurahan Malaka Jaya dan Kelurahan Malaka Sari. Dari 78 blok yang ada di rusun tersebut, blok 1-48 berada di wilayah Kelurahan Malaka Jaya dan blok 49-78 berada di wilayah Malaka Sari, dua kelurahan ini masuk dalam Kecamatan Duren Sawit.

Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun Klender (PPPSRSK), Rivay R Syam, mengungkapkan pemerintah pusat harus mulai memikirkan bagaimana penggunaan gas alam ini bisa dialiri ke seluruh rumah warga di Indonesia. Selain untuk keamanan warga itu sendiri, harganya pun cukup jauh berbeda dengan gas elpiji.

“Selama ini belum pernah ada kejadian gas meledak maupun kebakaran, sekalipun sudah 30 tahun lamanya. Ini (jaringan gas alam) aman, lebih bagus. Kalau bisa diterapkan di seluruh rumah di Indonesia,” kata Rivay saat ditemui di Gedung PPPSRSK Jakarta Timur, Selasa (4/12).

Keberadaan jaringan gas alam ini menurut dia, harus didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia agar dapat diaplikasikan di seluruh rumah masyarakat. “Perawatan langsung dari PGN. Jadi kalau ada kerusakan, akan datang petugasnya itu untuk memperbaiki. Kemudian, jika ada warga yang terlambat bayar itu diperingati dulu (ada yang sudah 4 bulan nunggak) tidak langsung dicabut penggunaan gasnya,” kata dia.

Berdasarkan pengalaman warga yang sudah memakai jaringan gas alam sejak awal tinggal di Rusun Klender, warga menginginkan agar warga lainnya di luar rusun juga bisa merasakan keamanan menggunakan jaringan gas alam ini. Memasak menjadi lebih aman dengan menggunakan energi pemberian dari Tuhan langsung dari sumbernya.

Beberapa percontohan komplek rumah tinggal masyarakat yang sudah menggunakan jaringan gas, rupanya membuat PGN hendak memperluasnya. Ini juga dikarenakan harapan masyarakat dalam perkomplekan tersebut, yang menginginkan agar masyarakat di luar juga ikut merasakan manfaatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement