Senin 24 Dec 2018 16:55 WIB

Beban Listrik Jawa-Bali Turun 20 Persen Jelang Akhir Tahun

Banyak industri, kantor, dan toko yang berhenti beroperasi sementara.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Gardu listrik.
Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Gardu listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jawabalinus) PLN, Djoko Rahardjo Abumanan memastikan pasokan listrik area Jawa-Bali menjelang perayaan natal dan tahun baru 2019 aman. Bahkan, kata dia, beban listrik Jawabalinus saat Nataru menurun hingga 20 persen. 

"Penurunan beban listrik saat natal dan tahun baru beban mencapai sekitar 20 persen. Menurun dari konsumsi keseluruhan biasanya di angka 27 gigawatt menjadi 22 gigawatt," kata Djoko di kantor PLN Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, Waru, Sidoarjo, Senin (24/12).

Djoko menjelaskan, penurunan beban listrik tersebut lantaran adanya penurunan konsumsi listrik di wilayahnya. Dimana banyak industri, kantor-kantor, toko-toko yang berlibur. 

Sementara, untuk di wilayah Nusa Tenggara, khususnya di daerah Bima, pihaknya masih mewaspadai kondisi pasokan listrik. Kewaspadaan tersebut dilakukan lantaran ada pergantian mesin pembangkit, yang semula menyewa, jadi menggunakan mesin milik PLN.

Situasi tersebut, lanjut Djoko, membuat  pasokan listrik di Bima menurun sekitar 4-5 megawatt. Penurunan tersebut membuat PLN mematikan listrik di beberapa wilayah di Bima pada malam hari.

"Bima ada pemadaman beberapa hari ini waktu malam. Sudah dua minggu, karena mesin yang disewanya rusak, mereka enggan mengganti karena milik PLN sudah selesai. Ini sudah interval pemindahan dari sewa ke milik PLN," ujar Djoko.

Djoko menyatakan, mestinya proses pemindahan tersebut selesai paga 25 Desember 2018. "Harusnya 25 sudah selesai karena tinggal tunggu teknisinya saja. Teknisinya sedang ada di Sumbawa," ujar Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement