Ahad 23 Dec 2018 09:52 WIB

Kementan Cetak Generasi Muda Pertanian Lewat TOS

Generasi muda punya kemampuan menciptakan sesuatu yang berbeda di bidang pertanian.

Red: EH Ismail
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri membeberkan berbagai capaian sektor pertanian selama empat tahun terakhir saat menggelar Tani On Stage (TOS) di Universitas Respati Indonesia, Jakarta Timur, Sabtu (22/12).
Foto: Humas Kementan.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri membeberkan berbagai capaian sektor pertanian selama empat tahun terakhir saat menggelar Tani On Stage (TOS) di Universitas Respati Indonesia, Jakarta Timur, Sabtu (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menyapa generasi muda dari kalangan mahasiswa dan mahasiswi lewat Tani On Stage (TOS). Kegiatan TOS merupakan upaya meningkatkan jumlah generasi muda pertanian yang unggul dan inovatif. Kali ini, TOS hadir di Universitas Respati Indonesia, Jakarta Timur.

Di hadapan para mahasiswa jurusan pertanian Universitas Respati Indonesia, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri membeberkan berbagai capaian sektor pertanian selama empat tahun terakhir.

“Pertanian saat ini sangat menjanjikan, di tahun 2017 ekspor pertanian kita meningkat hingga 24 persen, bahkan pertanian menjadi sektor ke dua terbesar yang berperan dalam perekonomian negara,” kata Kuntoro di Aula Kampus B Universitas Respati Indonesia, Jakarta Timur, Sabtu (22/12).

Kuntoro mengatakan, saat ini banyak generasi muda yang tertarik terjun ke sektor pertanian. Hal ini terlihat dari minat generasi milenial terhadap pendidikan sektor pertanian yang meningkat 12 kali lipat atau 1.237 persen. Faktanya, pendaftar di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) meningkat dari 980 pendaftar pada 2013 menjadi 13.111 pendaftar pada tahun ini.

Kuntoro pun mengimbau para generasi muda agar semangat dan jangan ragu untuk terjun ke dunia pertanian. “Menteri Pertanian, Bapak Amran Sulaiman, di berbagai kesempatan mengungkapkan kalau mau kaya, bergeraklah di bidang pertanian. Mau jadi konglomerat? Jadilah petani. Jadi, tidak ada alasan generasi muda enggan bertani. Apalagi, dengan adanya teknologi, bertani saat ini jauh lebih mudah.”

Menurut Kuntoro, teknologi dapat mengubah pandangan anak muda soal bertani. Dengan teknologi dalam bentuk alat mesin pertanian, panen yang biasanya butuh waktu berhari-hari kini dapat dilakukan dalam hitungan jam. Mekaniasi pertanian juga dipercaya mampu menekan biaya produksi hingga 40 persen dan mampu meningkatkan efisiensi usaha tani hingga 48 persen

Generasi muda, kata Kuntoro, mempunyai potensi sumber daya manusia yang strategis, memiliki kemampuan ide-ide dan pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang berbeda di bidang pertanian. Karena itu, mendorong generasi muda ke sektor pertanian menjadi hal strategis yang harus dilaksanakan.

“Kita tidak hanya bicara soal pertanian saat ini, tapi untuk lima atau 10 tahun ke depan sehingga penting bagi kami untuk terus memperjuangkan minat generasi muda lewat acara yang dikemas secara lebih minelial seperti TOS ini,” ujar Kuntoro.

Kegiatan TOS pertama kali dilaksanakan di Univesitas Prasetya Mulya Tangerang beberapa waktu lalu dengan mengangkat tema “Manisnya Industri Kopi”. TOS kedua saat ini mengangkat tema “Bisnis Pertanian sebagai Gaya Hidup Baru”. Materi yang disajikan pun lebih luas dengan menampilkan Duta Kopi Indonesia dan Penyuluh BPTP Jakarta yang membahas seputar hidroponik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement