Kamis 20 Dec 2018 13:12 WIB

Bidik Pasar Halal, Maybank Malaysia Lakukan Ekspansi Global

Pasar ekonomi halal dunia telah meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun 2012.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Maybank Malaysia, ilustrasi
Maybank Malaysia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Bank Islam terbesar di Malaysia sedang mendirikan cabang luar negeri pertama. Pendirian cabang luar negeri ini untuk memenuhi permintaan pembiayaan ekonomi halal global senilai 6,4 triliun dolar AS.

CEO Maybank Islamic Bhd Rafique Merican mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mendapatkan persetujuan pengaturan untuk mendirikan cabang Dubai pada semester pertama tahun depan. "Bank juga sedang berusaha meningkatkan bisnis wealth management dengan memanfaatkan keberadaan induk Malayan Banking Bhd di Singapura," kata Rafique seperti dilansir di The Edge Market, Kamis (20/12).

Pasar ekonomi halal dunia, telah meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun 2012. Namun menurut Rafique, jumlah pembiayaan yang serupa tidak dapat mengejar peningkatan itu.

Dana syariah tetap kecil, dengan 73 persen memiliki kurang dari 25 juta dolar AS di bawah manajemen, dibandingkan dengan 394 juta dolar AS rata-rata untuk kepemilikan non-Islam, katanya. Di situlah ia melihat potensi.

"Kami ingin mendirikan basis di sana untuk menghubungkan bagian dunia ini dengan GCC dan melihat perdagangan, sukuk, dan bahkan pembiayaan sindikasi," katanya, mengacu pada negara-negara Dewan Kerjasama Teluk.

Aspirasi global bank dapat membantu negara asalnya di Malaysia, yang memelopori keuangan Islam pada 1980-an, untuk mencapai target 40 persen aset perbankannya menjadi shariah-compliant pada 2020. Nilai itu dari sekitar 30 persen, atau setara dengan jumlah 830 miliar ringgit pada akhir tahun lalu.

Target Malaysia dapat dicapai karena pertumbuhan pinjaman Islam telah melampaui seluruh industri, kata Rafique. Kecenderungan itu akan berlanjut dalam dua atau tiga tahun ke depan karena semakin banyak institusi mengadopsi kebijakan "Islam first". Pembiayaan berbasis syariah sudah menjadi lebih dari setengah total aset grup Maybank pada akhir September, menurut laporan keuangannya.

Bank Negara Malaysia mendorong keuangan Islam, yang dipuji sebagai alternatif untuk perbankan konvensional setelah krisis keuangan global 2007, untuk mempromosikan perannya dalam ekonomi yang lebih berkelanjutan. Otoritas menjuluki program intermediasi berbasis nilai.

“Inisiatif ini penting karena itu harapan yang jauh lebih luas terkait untuk mencapai apa yang ada di naungan Syariah,” kata Rafique.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement