Rabu 12 Dec 2018 16:06 WIB

143 Perusahaan Terima Penghargaan Industri Hijau

Saat ini, konsep ekonomi sirkular menjadi penting mendorong sustainability.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan Sertifikat Industri Hijau di Jakarta, Rabu (12/12).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan Sertifikat Industri Hijau di Jakarta, Rabu (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 143 perusahaan menerima penghargaan industri hijau pada 2018. Jumlah ini meningkat sekitar 15,3 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 124 perusahaan. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ngakan Antara, hal ini menjadi indikasi bahwa perusahaan industri nasional semakin peduli akan penerapan industri hijau dalam proses produksinya. 

Peserta penghargaan industri hijau tahun 2018 terdiri dari berbagai perusahaan industri termasuk industri semen, petrokimia, gula, karet remah hingga kakao. "Dari 143 perusahaan, 87 di antaranya masuk ke level lima atau tertinggi dan sisanya, 56 perusahaan, ke level empat," tuturnya saat memberikan sambutan dalam Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan Sertifikat Industri Hijau di Jakarta, Rabu (12/12).

Ngakan menuturkan, Kemenperin kini tengah mengusulkan insentif fiskal berupa super deductible tax untuk perusahaan yang memenuhi kriteria industri hijau. Usulan ini sudah dikoordinasikan bersama Kementerian Keuangan sebagai pelaksana teknis. Diharapkan, awal tahun depan, insentif yang akan dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) ini dapat segera dirilis. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, penghargaan ini sebagai upaya mendorong para industri untuk meningkatkan efisiensi dan juga mempercepat kegiatan yang terkait dengan ekonomi sirkular. "Sekarang, konsep ekonomi sirkular menjadi penting, di mana konsep ini diharapkan mendorong sustainability," ujarnya. 

Program pengembangan industri nasional menerapkan industri hijau melalui perbaikan efisiensi dan efektivitas produksi dengan pendekatan no cost dan low cost. 

Berdasarkan hasil penilaian industri untuk penghargaan Industri Hijau tahun 2018, Airlangga mencatat, diperoleh penghematan energi sebesar Rp 1,8 triliun dan air sebesar Rp 27 miliar. Dengan adanya penghematan ini, sekaligus membantu komitmen Indonesia dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen atas usaha sendiri atau 41 persen dengan bantuan dari luar pada 2030. 

Airlangga menuturkan, secara bertahap dan pasti, pengakuan industri hijau sudah merupakan salah satu faktor daya saing. Sebab, kini industri hijau sudah menjadi tuntutan pasar seiring dengan semakin tingginya kepedulian pasar akan kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. 

Dengan kondisi itu, Airlangga menjelaskan, pengembangan industri hijau mendorong industri bertransformasi menuju basis inovasi yang berdaya saing tinggi. "Sistem produksi yang efisien dan keberterimaan pasar yang lebih baik menjadikan industri hijau memiliki daya saing yang tinggi," ucapnya. 

Selain penghargaan industri hijau, Kemenperin juga mengembangkan program sertifikasi industri hijau. Sertifikasi ini merupakan program pemberian pengakuan oleh Lembaga Sertifikasi Industri Hijau untuk menyatakan bahwa perusahaan telah memenuhi Standar Industri Hijau (SIH).

Menurut Airlangga, kegiatan sertifikasi ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0 yang memfokuskan perusahaan untuk lebih efisien dan efektif. Termasuk dalam menggunakan sumber daya alam, bahan baku, energi, air dan terus melakukan inovasi. 

Sertifikasi telah dilaksanakan sejak tahun 2017, ada lima perusahaan industri tersertifikasi yang meningkat menjadi sembilan perusahaan pada tahun ini. "Melalui penghargaan dan sertifikasi, diharapkan industri dapat semakin terpacu untuk meningkatkan daya saing secara ekonomi sekaligus tetap memperhatikan lingkungan," ujar Airlangga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement