REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengirim puluhan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa escavator besar ke Sumatera Selatan. Alat berat ini merupakan bantuan dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI), di Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman berpesan kepada Gubernur Sumsel, Kepala Dinas Pertanian Prov. Sumsel, serta segenap penegak hukum dan seluruh pemangku kepentingan, untuk menjaga dan mengawal program ini.
"Terima kasih pada gubernur, kita akan membangunkan lahan tidur. Hari ini kami kirim 22 escavator besar dari Jakarta, nilainya kira-kira Rp 60 miliar. Tolong diamankan, dipantau, dikawal penuh, ini program khusus Pemerintah,” kata Mentan saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Serasi di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (6/12).
Untuk tahap pertama, optimasi akan dilakukan terhadap sekitar 200 ribu hektar lahan. "Kita mempunyai varietas baru yang cocok untuk daerah rawa. Dengan begitu akan bisa meningkatkan pendapatan petani,” ujar Amran.
Ke depan jika korporasi sudah berjalan, petani akan memiliki saham sebanyak 49 persen. Namun Amran memastikan seluruh harga gabah 100 persen milik petani. Petani akan memiliki tambahan pendapatan dari hilir, karena petani juga akan melakukan pengemasan hasil tani nya.
"Kalau di Sumsel ini optimasi lahan rawa pasang surut seluas 200 hektar jadi (berjalan), akan meningkatkan pendapatan Provinsi Sumsel hingga Rp 12 triliun,” pungkas Amran optimistis.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjend TP) Kementan Sumarjo Gatot Irianto menjelaskan, proyek optimasi lahan rawa pasang surut dalam program Serasi akan dibiayai Pemerintah pusat.
"Di Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin saya sampaikan bantuan cukup diberikan selama satu tahun pertama, begitu ya Pak Menteri?,” kata Gatot di hadapan Gubernur Sumsel dan peserta Rakor Serasi.
Setelah satu tahun, lanjut Gatot, barulah secara perlahan dan bertahap dikelola secara mandiri melalui mekanisme usaha bersama kelompok petani dan gabungan kelompok petani (Poktan & gapoktan). Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi, sehingga dikelola secara matang dengan perhitungan profit yang profesional.
"Pengembangan usaha bersama Poktan/gapoktan dengan skala 5 ribu hektar ini, adalah cikal bakal menjadi PT sehingga dikelola secara professional,” imbuhnya.