REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perdagangan memastikan harga-harga bahan pokok di Provinsi Bali aman terkendali. Khususnya, untuk beras yang pasokannya masih cukup untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru 2019. Kepastian ini didapatkan dalam rapat koordinasi daerah (Rakorda) di Bali, Rabu (5/12), yang turut dihadiri dari dinas perindustrian dan perdagangan Bali, perwakilan satgas pangan dan Bulog Provinsi Bali.
Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Lasminingsih mengatakan, pemerintah akan terus menjaga stabiltias harga dan ketersediaan pasokan. Di antaranya dengan penguatan penerbitan Peraturan Kemendag terkait, yakni pendaftaran pelaku usaha bapok (Permendag 20/2017), Harga Eceran Tertinggi (HET) beras (Permendag 57/2017), dan harga acuan di konsumen (Permendag 96/2018).
"Kami akan terus memperkuat regulasi perdagangan. Kami juga memastikan seluruh Permendag ini diimplementasikan dengan baik dan benar oleh para pelaku usaha," ujar Lasminingsih dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/12).
Dari hasil pemantauan di Pasar Kreneng dan Pasar Badung di Bali, Lasmianingsih menjelaskan, harga dan stok bahan pokok masih terkendali. Di Pasar Kreneng, harga beras medium berkisar antara Rp 9.000/kg – Rp 9.600/kg, sementara gula pasir Rp 11ribu/kg dan minyak goreng curah Rp 10.350/ liter.
Sedangkan di Pasar Badung, harga beras medium Rp 9.000/kg, gula pasir Rp 11ribu/kg dan minyak goreng curah Rp 9.900/liter.
Selain melakukan pemantauan di pasar tradisional untuk memantau ketersediaan barang kebutuhan pokok, Lasminingsih juga mengunjungi Gudang Perum Bulog Kabupaten Badung dan gudang distributor setempat. Hasil pantauan tersebut menunjukkan ketersediaan dan pasokan bahan pokok di Bali terjamin dan aman menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widiyanti mengatakan, kondisi barang pokok (bapok) menjelang Natal dan Tahun Baru 2019 cenderung stabil. Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga bapok pada pekan keempat November cenderung turun dibanding dengan bulan sebelumnya.
Beberapa bapok yang turun adalah cabai (turun 3,90-3,99 persen), daging ayam ras (turun 1,12 persen), gula pasir (turun 0,75 persen) dan minyak goreng (turun 0,23-0,43 persen).
Sementara itu, komoditi yang harganya naik hanya bawang merah. "Rata-rata November 2018 sebesar Rp 24.544 per kilogram, naik 12,27 persen dibanding Oktober 2018. Tapi, masih di bawah harga acuan, yakni Rp 32.000/kg," ujar Tjahya ketika dihubungi Republika, Senin (3/12).