REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (4/12) pagi bergerak melemah. Rupiah melemah 40 poin ke posisi Rp 14.286 dibandingkan sebelumnya Rp 14.246 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah relatif wajar setelah mengalami apresiasi dalam beberapa hari terakhir ini," kata Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, di Jakarta, Selasa (4/12).
Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah itu cenderung bersifat teknikal dan masih memiliki peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS. Dolar AS, lanjut dia, masih terbebani pernyataan The Fed yang menilai suku bunga telah mendekati normal. Situasi itu memicu minat pasar terhadap emerging market masih tinggi.
"Kenaikan suku bunga tahun depan diperkirakan tidak akan seagresif tahun ini, sehingga dampaknya rupiah akan masuk ke dalam tren penguatan ke depannya," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova menambahkan, meredanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina juga dapat menjadi faktor bagi rupiah untuk kembali terapresiasi.
"Konflik perang dagang diharapkan tidak berkepanjangan, sehingga aset emerging market kembali diminati," katanya.