Senin 03 Dec 2018 20:11 WIB

Pelindo III Bangun Pelabuhan Peti Kemas Terbesar di NTB

Pelabuhan peti kemas Gili Mas juga akan dijadikan destinasi wisata baru.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan. ilustrasi
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Pelabuhan Gili Mas milik Pelindo III ditarget menjadi pelabuhan peti kemas terbesar di wilayah timur Indonesia. Pelabuhan yang berada di Dusun Teluk Waru, Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) rencananya memiliki pelabuhan sepanjang 440 meter dan lebar sepanjang 26 meter dengan kedalaman laut mencapai lebih dari 13 meter.

"Untuk keseluruhan fasilitasnya, paling tidak pihak Pelindo III membutuhkan luas lahan sebanyak 50 hektare dan anggaran paling sedikit Rp 1,3 triliun," ujar perwakilan manajemen Pelindo III, Danuwarsa, saat menerima kunjungan Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid di lokasi pembangunan pelabuhan di Lembar, Lombok Barat, Senin (3/12).

Danuwarsa memaparkan rencana pembangunan pelabuhan yang merupakan satu paket kesatuan dengan Pelabuhan Lembar yang dikelola oleh PT ASDP. Dia menjabarkan, persiapan lahan sudah 100 persen selesai. Ia mengatakan, proses pembangunan sudah berjalan baik.

"Pancang-pancang pelabuhan sudah banyak yang terpasang dan terbangun. Saat ini untuk tahap desain dan konstruksi sudah 61 persen," kata Danuwarsa.

Bagi Danuwarsa, keberadaan pelabuhan ini tidak hanya akan memperkuat perekonomian regional dan nasional, namun juga akan memberi efek lain di bidang pariwisata. Dia menilai, dengan potensi pengembangan pariwisata di wilayah selatan dengan KEK Mandalika, pelabuhan itu tidak hanya akan menjadi sarana bongkar muat barang dan pusat penyimpanan peti kemas, namun akan menjadi destinasi wisata baru.

"Puluhan yacht bisa berlabuh dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti bengkel. Pembangunan Marina bisa menampung lebih dari enam puluh yacht. Ini akan memperkuat akses pariwisata, bahkan dengan fasilitas yang akan dibangun, bisa menjadi destinasi baru," ucapnya.

Danuwarsa menambahkan, banyak fasilitas yang bisa menjadi destinasi baru seperti amphitheatre, sea side walk, hotel, marina yacht, fasilitas pendukung marina, hotel, shopping center, bahkan welcome gate dengan arsitektur lokal.

"Apalagi bila akses menuju KEK Mandalika yang melalui jalur selatan bisa diperlebar, maka aksesnya akan semakin terbuka karena mengurangi jarak tempuh dari dan menuju pelabuhan," kata dia.

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid sependapat dengan pemaparan tersebut. Pemkab Lombok Barat, kata dia, sudah membuat desain perbaikan jalan dari Sekotong sampai Buwun Mas. Hal itu guna memudahkan konektivitas dari Pelabuhan Gili Mas menuju KEK Mandalika.

"Tapi setelah Buwun Mas menuju KEK Mandalika, bukan merupakan wilayah kita, jadi harus komunikasi dengan Pemerintah Provinsi (NTB)," ujar Fauzan.

Fauzan juga meminta Pelindo III tidak hanya memperhatikan pembangunan dan penataan di dalam pelabuhan, melainkan juga bagian luar. Dia berharap Pelindo III juga memperhatikan pemasangan penerangan jalan umum yang menuju area pelabuhan.

"Kalau bisa, bangunkan PJU satu km (kilometer) sebelum dan satu km sesudah pelabuhan," ungkap Fauzan.

Fauzan juga berharap anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) Pelindo III tidak hanya untuk membuat taman di area utama, namun bisa menyentuh pada kebutuhan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement