Rabu 12 Apr 2023 20:11 WIB

Pascamerger, Pelindo Wujudkan Efisiensi dan Optimalisasi Senilai Rp 1,3 Triliun

Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pelabuhan Peti Kemas Ambon. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp 1,3 triliun menandai setahun pascamerger.
Foto: ANTARA/FB Anggoro
Pelabuhan Peti Kemas Ambon. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp 1,3 triliun menandai setahun pascamerger.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp 1,3 triliun menandai setahun pascamerger. Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan capaian ini sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo, meliputi optimalisasi pembiayaan, relokasi aset, dan implementasi pengadaan bersama, yang mewujudkan kapasitas finansial yang lebih kuat sekaligus optimalisasi aset yang terintegrasi.   

“Capaian ini merupakan cerminan manfaat dari penggabungan Pelindo yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antar entitas Pelindo Group sehingga pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal," ujar Arif dalam acara Media Gathering di Jakarta (12/4/2023).

Baca Juga

Arif juga menjelaskan dengan pengelolaan yang tersentralisasi, Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan. Beberapa sistem yang distandarisasi adalah TOS Nusantara untuk layanan peti kemas, NPK TOS untuk layanan non peti kemas dan Phinisi untuk layanan kapal.

Arief menyebut transformasi tersebut telah mendatangkan benefit untuk berbagai pihak. Bagi Pelindo sendiri misalnya, terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge. 

"Bagi pelanggan, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay misalnya, dapat membantu pada penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim," tambah Arif.

Arif menjelaskan salah satu hasil nyata penggabungan Pelindo di bidang operasional adalah adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Arif menyampaikan peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) & pengurangan port stay (waktu sandar kapal di pelabuhan) yang diukur dengan jumlah hari. 

Arif mencontohkan jumlah bongkar muat di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan yang naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam hingga 60 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum. Menurut Arif, kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari. 

"Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port, di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua menjadi satu hari," ucap Arif.

Arif menyampaikan peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, yang mana kecepatan bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 34 boks dalam kondisi optimum. Dampaknya, jumlah waktu sandar kapal dapat terpangkas menjadi dua bahkan satu hari. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement