REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta beberapa hal terhadap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang baru. Jonan hari ini (3/12) melantik Dwi Soetjipto menjadi Kepala SKK Migas.
Jonan meminta Dwi dapat meningkatkan cadangan migas dan eksplorasi wilayah kerja (WK). "WK determinasi dan diperpanjang itu diwajibkan menyerahkan komitmen kerja pasti yang sampai sekarang dua miliar dolar AS untuk 10 tahun ke depan. Ini untuk eksplorasi," kata Jonan di Gedung Kementerian ESDM, Senin.
Selain itu, Jonan juga meminta Kepala SKK Migas menyelesaikan WK yang sudah habis mas akontrak atau terminasi. Jonan mengatakan terdapat WK terminasi yang perlu diselesaikan dengan masa jatuh tempo sampai 2023.
"Tolong bantu Ditjen Migas untuk lelang WK eksplorasi. Ada yang mudah ini pak, ada kontraknya yang diubah," jelas Jonan.
Selain itu, Jonan meminta SKK Migas dapat semaksimal mungkin menggunakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Jonan menilai untuk meningkatkam TKDN memang tidak mudah dalam meningkatkan cadangan migas.
"Tapi ini (meningkatkan TKDN) niatnya baik. Kalau bisa diadakan dalam negeri ya diadakan, kalau tidak ya tidak," tutur Jonan.
Sementara itu, mantan Kepala SKK Migas yaitu Amien Sunaryadi juga memberikan beberapa pesan kepada penggantinya. Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan giant discovery.
"Pertamina atau yang lainnya tidak pernah giant discovery, tapi sekarang Pertamina dan perusahaan lain terikat kontrak dengan SKK Migas untuk penggunaan eksplorasi dengan nilai dua miliar dolar AS," jelas Amien.
Amien menilai, tim SKK Migas sudah berusaha meningkatka produksi namun dia melihat lifting minyak hanya naik 300 ribu bph. Hanya saja, menurut Amien angka tersebut bukan yang dibutuhkan Indonesia.
"Indonesia butuh 1,5 juta bph. Sejak zaman dulu tidak satupun perusahaan Indonesia pernah discovery seukuran giant discovery," ungkap Amien.