Senin 03 Dec 2018 01:02 WIB

JK ajak Kepala Negara G20 Perkuat Kemitraan Multilateral

JK menilai kemitraan multiteral yang kuat bisa menciptakan kondisi global kondusif.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wapres Jusuf Kalla disambut Presiden Argentina Mauricio Macri saat menghadiri pembukaan KTT G20, di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018).
Foto: Antara/Reuters/Marcos Brindicci
Wapres Jusuf Kalla disambut Presiden Argentina Mauricio Macri saat menghadiri pembukaan KTT G20, di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali menegaskan agar para kepala negara G20 dan pimpinan organisasi internasional berkomitmen dalam mewujudkan kemitraan multilateral yang kuat. Hal itu diungkapkan JK saat memberikan pidato di hari kedua KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, Sabtu (1/12).

JK mengungkap pentingnya kemitraan multilateral karena pandangan Indonesia senada dengan sebagian besar negara G20 lainnya yang menginginkan kondisi global yang kondusif untuk memperbaiki pertumbuhan pembangunan yang menyeluruh.

"Pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim adalah dua isu global yang terkait erat yang perlu diatasi secara bersama-sama” kata Jusuf Kalla dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Ahad (2/12).

Dalam KTT G20 itu telah berhasil dengan kesepakatan sebuah Deklarasi G20 Leaders’ Declaration Building Consensus for Fair and Sustainable Development). Deklarasi memuat isu-isu penting yang memerlukan tindakan secara bersama di tingkat global.

Beberapa isu penting diantaranya perdagangan internasional yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global, kerjasama multilateral berdasarkan rules-based international order, sistem keuangan international yang stabil, dan penanganan masalah migrasi dan pengungsi.

Selain itu, memuat juga perubahan iklim, ketahanan pertanian dan energi, digitalisasi ekonomi yang dapat mendukung pemerataan pembangunan dan keuangan inklusif, hingga isu-isu terkait penanganan anti korupsi, dan usaha menghentikan pengaliran dana terkait terorisme maupun kejahatan lainnya.

Sementara, Indonesia berhasil memasukan isu yang menjadi kepentingan dan prioritas, yakni pengembangan inovasi keuangan melalui bisnis model dengan digitalisasi ekonomi dan isu referensi energi terbarukan.

“Indonesia mendesak negara-negara G20 untuk memperkuat kemitraan kita dalam memobilisasi investasi sektor swasta, inovasi, dan transfer teknologi” ujar JK.

Berakhirnya KTT G20 di Buenos Aires menandai berakhirnya Presidensi Argentina tahun 2018. Kepemimpinan G20 selanjutnya tahun 2019 beralih kepada Jepang. G20 merupakan forum kerja sama negara-negara perekonomian besar dunia yang secara kolektif mewakili 85 persen GDP dunia, 75p persen perdagangan global dan 2/3 penduduk dunia.

G20 beranggotakan 19 negara (Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Australia, Brazil, China, Kanada, Jepang, Jerman, India, Indonesia, Italia, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Saudi Arabia, Turki dan 1 Kelompok Regional (Uni-Eropa).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement