Jumat 30 Nov 2018 12:37 WIB

Kurs Rupiah Dongkrak Harga SUN

Pada perdagangan hari ini harga SUN masih berpeluang untuk mengalami kenaikan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS berdampak pada naiknya harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Kamis (29/11) kemarin. Kenaikan harga yang terjadi pada hampir keseluruhan seri SUN berkisar antara 2 bps hingga 100 bps.

Kenaikan harga ini juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 bps hingga 14 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 6 bps.

Analis Obligasi MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan kenaikan harga SUN pada perdagangan kemarin kembali mendorong harga SUN kembali mendekati area jenuh beli (overbought). "Bahkan untuk beberapa seri telah berada pada area jenuh beli," kata dia.

Hal tersebut diperkirakan akan menyebabkan harga SUN bergerak terbatas meskipun masih berpeluang untuk mengalami kenaikan. Kondisi tersebut terlihat pada pergerakan harga beberapa seri SUN pada perdagangan kemarin yang terlihat terbatas meskipun nilai tukar rupiah mengalami penguatan yang cukup besar terhadap dolar AS.

"Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga SUN masih berpeluang untuk mengalami kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global," katanya.

Selain itu, kenaikan harga juga akan didukung oleh aktivitas pelaku pasar yang akan menjaga kinerja portofolio mereka pada hari perdagangan terakhir di bulan November. Hanya saja pelaku pasar perlu mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seiring dengan nilai tukar dolar AS yang mengalami penguatan terhadap mata uang utama dunia.

Bank Indonesia pada Jumat (30/11), akan menyampaikan data perkembangan uang beredar di bulan Oktober 2018. Adapun dari faktor eksternal, dari notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes) tanggal 7-8 November 2018 mengindikasikan bahwa Bank Sentral Amerika kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang diperkirakan akan dilakukan pada FOMC Meeting di bulan Desember 2018 sebesar 25 bps.

"Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum tren kenaikan harga SUN di pasar sekunder," katanya.

Hanya saja seiring dengan semakin terbatasnya perubahan harga SUN, didukung oleh indikator teknikal yang menunjukkan bahwa harga beberapa SUN telah memasuki tahap overbought. Ia menyarankan kepada investor untuk mencermati beberapa seri Surat Utang Negara yang menawarkan tingkat imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement