Kamis 29 Nov 2018 14:14 WIB

BI Jatim Optimistis Ekonomi Jatim Tetap Terjaga

Perkembangan ekonomi daerah di Jawa Timur masih terus berakselerasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
 Sejumlah menteri dan Gubernur Jatim Soekarwo menyaksikan proses pemuatan gerbong kereta api ke dalam kapal saat ekspor perdana ke Bangladesh di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3). (Antara/Zabur Karuru)
Sejumlah menteri dan Gubernur Jatim Soekarwo menyaksikan proses pemuatan gerbong kereta api ke dalam kapal saat ekspor perdana ke Bangladesh di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A Johansyah optimistis perekonomian Jatim pada 2019 akan tetap kondusif dan terjaga. Keyakinan tersebut tiada lain karena melihat pertumbuhan kuartal III 2018 yang tercatat sebesar 5,40 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 5,17 persen (yoy).

"Pertumbuhan ditopang oleh kinerja investasi dan net ekspor antardaerah. Secara spasial, selama enam tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mayoritas kabupaten/kota di Jawa Timur juga tumbuh di atas capaian nasional," kata Difi di Surabaya, Kamis (29/11).

Difi mengungkapkan, data itu menunjukkan perkembangan ekonomi daerah di Jawa Timur masih terus berakselerasi. Akselerasi tersebut juga terpengaruh dorongan upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi yang ada.

Difi mencatat, beberapa bulan terakhir inflasi Jawa Timur juga tercatat lebih rendah dari nasional. Seperti Oktober 2018 yang tercatat sebesar 2,9 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 3,2 persen (yoy).

"Tingginya kinerja ekonomi Jawa Timur juga tidak terlepas dari terjaganya kinerja sistem keuangan di Jawa Timur, dan berdasarkan Regional Financial Account dan Balance Sheet (RFABS) Bank Indonesia, sektor rumah tangga, dan sektor korporasi adalah pelaku utama perekonomian di Jawa Timur," ujarnya.

Difi menambahkan, dari sisi investasi, realisasi pembangunan infrastruktur pemerintah seperti jalan tol, bandara, dan sarana pendukung pertanian, serta investasi industri mendorong kinerja investasi Jawa Timur. Bahkan dilihat dari Load to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Jatim berdasarkan lokasi bank dan lokasi proyek, terlihat bahwa sumber pendanaan proyek/investasi/industri di Jawa Timur tidak hanya dibiayai oleh perbankan di Jawa Timur, melainkan juga perbankan di luar Jawa Timur.

Berdasarkan pemetaan industri oleh BI Jatim, lanjut Difi, terdapat beberapa sektor yang memiliki potensi dikembangkan ke depan. Yaitu industri pengolahan kopi dan teh, industri perhiasan, industri pengolahan ikan dan biota laut, serta industri alas kaki.

"Apabila dikembangkan dengan baik dan memperoleh investasi yang cukup, industri tersebut dapat semakin mendorong perekonomian Jawa Timur," kata Difi.

Difi pun optimistis perkembangan dan ketahanan ekonomi Jawa Timur akan tetap terjaga kuat pada 2019, dengan prediksi pertumbuhan ekonomi  5,4 sampai 5,8 persen, dan dengan inflasi yang terkendali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement