Selasa 27 Nov 2018 18:03 WIB

Rupiah Melemah Imbas Sentimen Perang Dagang Muncul Kembali

Presiden AS Donald Trump mengancam akan tetap menaikkan tarif impor Cina.

Red: Nur Aini
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore (27/11) melemah sebesar 38 poin menjadi Rp 14.509 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.471 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa dolar AS mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang dunia seiring kekhawatiran pasar mengenai perang dagang kembali muncul.

"Pasar terbebani risiko global karena harapan kesepakatan perang dagang Amerika Serikat dan Cina diperkirakan belum terjadi dalam waktu dekat," katanya di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan, Presiden AS Donald Trump menyatakan, tetap mengenakan tarif 200 miliar dolar AS pada impor Cina menjadi 25 persen dari saat ini 10 persen. "Di tengah situasi itu diperkirakan permintaan dolar AS akan meningkat karena kekhawatiran eksternal itu," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan fokus pasar cenderung beralih ke eksternal meski situasi di dalam negeri cukup kondusif.

"Sentimen di pasar yang bervariasi, terutama dari eksternal membuat laju rupiah tertahan," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (27/11), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 14.504 dibanding sebelumnya (26/11) di posisi Rp 14.551 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement