Kamis 22 Nov 2018 15:34 WIB

Pasokan Daging Sapi Kurang, Pemerintah Siap Lakukan Impor

Kebutuhan konsumsi daging sapi nasional sepanjang 2018 mencapai 663.290 ton

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang daging sapi, ilustrasi
Foto: Darmawan/Republika
Pedagang daging sapi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan produksi sapi lokal Indonesia pada Desember belum bisa memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Menurut data Kementan, ada kekurangan sebesar 19 ribu ton daging sapi yang akan dipenuhi melalui impor sapi hidup maupun daging.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita menjelaskan, produksi sapi lokal Indonesia pada Desember mencapai 35.845 ton, sedangkan kebutuhan daging sapi di dalam negeri sebanyak 55.305 ton. Sehingga, menurutnya, ada kekurangan sebesar 19 ribu ton.

Kendati demikian, kata I Ketut Diarmita, Kementan menjamin ketersediaan daging ayam, sapi dan telur untuk persediaan Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Berdasarkan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan daging sapi dan kerbau terdapat surplus sebanyak 11.219 ton.

"Sehingga kondisinya aman," katanya dalam konferensi pers di Kantor Ditjen PKH Jakarta, Gedung C Kementan, Kamis (22/11).

Lebih lanjut I Ketut Diarmita menuturkan, keputusan impor dilakukan karena produksi dalam negeri baru bisa memenuhi sekitar 65 persen kebutuhan. Meski Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) diklaim Ketut berhasil secara signifikan, usia pedet hasil Upsus Siwab baru berusia dua tahun dan belum masuk usia ideal untuk dipotong.

"Nanti kalau saya tekan impornya, pedet ini saya paksakan dipotong atau bisa betina produktif atau sapi perah yang dipotong," kata dia.

Rekomendasi impor sebanyak 30.679 ton telah dikeluarkan Kementan. Kebutuhan impor tersebut terdiri dari impor sapi bakalan sebanyak 18.217 ton, setara sapi 91.543 ekor dan komponen impor daging sapi dan kerbau sebanyak 12.462 ton, setara sapi 62.623 ekor.

Namun rekomendasi impor ini belum terealisasi. Rekomendasi impor yang berlum direalisasikan tersebut bergantung pada perusahaan penerima kuota.

"Yang belum terlaksana ini kan dia mengimpor itu sesuai stok dia di gudang. Kalau sudah turun, maka impor percepat," ujar dia.

Ketut optimistis pada Desember akan ada daging sapi impor yang masuk ke Indonesia. "Nanti Desember pasti akan ada masuk sampai dengan 31 Desember," katanya.

Impor sapi bakalan maupun daging beku didatangkan dari Australia, Selandia Baru dan Spanyol. Untuk diketahui, kebutuhan konsumsi daging sapi sepanjang 2018 mencapai 663.290 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement