Kamis 22 Nov 2018 11:57 WIB

ESDM Minta Pengusaha Turunkan Harga BBM Nonsubsidi

Harga minyak mentah dunia menunjukkan tren penurunan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax turbo pada kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Kamis (1/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax turbo pada kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Kamis (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren harga minyak dunia yang cenderung turun dan diprediksi akan turun pada tahun depan membuat pemerintah menghitung ulang harga jual BBM nonsubsidi dari pengusaha BBM. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan pemerintah akan memanggil semua badan usaha untuk membahas hal ini.

“Nanti semua perusahaan yang jual BBM nonaubsidi kami mau panggil untuk nurunin harganya. Kalau harga minyak turun, (BBM) harus turun,” kata Djoko di Kementrian ESDM, kemarin.

Djoko menjelaskan harga minyak dunia sedang merosot sangat signifikan dari kisaran 80 dolar AS per barel saat ini sudah mendekati 60 dolar AS per barel. Penurunan ini disebabkan oleh keputusan negara pengekspor minyak (OPEC) untuk mengurangi produksi minyak.

Penurunan dikatakan Djoko memang tidak langsung dilakukan. Namun, ia mengatakan penuruna dilakukan lebih cepat lebih baik. “Mereka sudah impor pakai harga lama, sekarang harga minyaknya baru turun, yang beli sekarang mungkin untuk dijual bulan depan atau kapan," katanya.

Djoko mengatakan badan usaha yang akan dipanggil oleh Pemerintah tak terkecuali Pertamina. Hal ini penting agar masyarakat juga bisa mengakses BBM nonsubsidi dan serapannya jadi lebih besar.

"Nanti kita panggil semua badan usaha itu, Shell, Total, Pertamina untuk nonsubsidi. Tanya kapan dia mau turunin,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement