Kamis 15 Nov 2018 07:25 WIB

Tanam Kentang Atlantik, Kementan Gandeng Swasta

Target swasembada kentang industri mundur dari 2019 menjadi 2020

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen kentang di perladangan kawasan dataran tinggi Dieng, Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. ilustrasi
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen kentang di perladangan kawasan dataran tinggi Dieng, Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng pelaku usaha dalam peningkatan produksi kentang industri. Pemerintah menargetkan swasembada kentang industri pada 2020.

"Kami optimis bisa capai, kemarin kami dengan pelaku usaha menggelar rapat koordinasi untuk memacu pencapaian swasembada," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi melalui keterangan tertulis, Rabu (14/11).

Ia mebjelaskan, ada dua jenis kentang yakni kentang Granula untuk konsumsi atau biasa disebut kentang sayur dan kentang Atlantik yang digunakan sebagai bahan baku industri. Untik kentang sayur, diakui Suwandi telah swasembada pada tahun ini.

Ia menjelaskan, kentang untuk bahan baku industri selama ini masih mengandalkan impor. Padahal,  teknologi perbenihan dan pemuliaan benih kentang bisa membuat kentang atlantik tumbuh baik di tanah air.

Beberapa varietas seperti Median, Bliss, Omabeli bisa menjadi substitusi jenis atlantik sehingga nantinya mampu menekan angka impor. "Benih kentang lokal ini punya keunggulan bisa diproses tertentu sehingga hasil produknya akan bermanfaat bagi kesehatan, berdampak langsung bagi stamina tubuh. Tadi sudah diuji coba kekuatan otot tubuh terbukti dengan benih kentang lokal yang lebih kuat dari kentang impor," ujarnya.

Ia melanjutkan, swasembada kentang industri sebelumnya ditargetkan pada 2019 namun setelah mencermati kesiapan industri, kemampuan produksi, usia panen yang memerlukan waktu tiga bulan, proses panen menjadi benih yang membutuhkan hingga empat bulan, target pun diubah.

"Sehingga paling lambat swasembada di tahun 2020," ujar dia.

Berdasarkan data BPS, impor kentang industri pada tahun 2017 sebesar 51.849 ton dengan nilai Rp 275 miliar. Impor pada Januari-September 2018 sebesar 29.649 ton dengan nilai Rp 117 miliar.

"Yang tak kalah membanggakan, sejak 2018 tidak ada impor kentang konsumsi, sudah swasembada. Bahkan saat ini juga mendorong ekspor kentang segar. Januari-September 2018 sudah ekspor 2.781 ton," kata Suwandi.

Pada kesempatan yang sama, Direksi PT Indofood Fritolay Makmur Suaimi Suriady mengatakan, perusahaannya memproduksi berbagai produk berbahan baku kentang. Sejak 2016, pihaknya telah bekerjasama dengan pemerintah dalam menyiapkan roadmap mencapai swasembada bahan baku kentang industri.

"Sebagian besar bahan baku kentang  kami bersumber dari mitra petani yang ditanam menggunakan benih yang tersedia. Kami akan selalu mendukung program dan mengikuti regulasi Kementerian Pertanian untuk mencapai swasembada," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement