Rabu 14 Nov 2018 21:56 WIB

BKP Kementan Lanjutkan Penanganan Stunting pada 2019

BKP tingkatkan kinerja Gapoktan untuk mendukung stabilisasi harga

Red: EH Ismail
Kepala BKP Agung Hendriadi saat memberi arahan dalam evaluasi kegiatan 2018 dan perencanaan 2019 di Yogyakarta.
Kepala BKP Agung Hendriadi saat memberi arahan dalam evaluasi kegiatan 2018 dan perencanaan 2019 di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) melanjutkan upaya penanganan permasalahan gizi (stunting) pada agenda kerja BKP tahun depan. BKP juga akan menurunkan daerah rentan rawang pangan.

Kepala BKP Agung Hendriadi mengatakan, selain agenda tersebut, BKP akan meningkatkan kinerja Gapoktan untuk mendukung stabilisasi harga baik di tingkat produsen maupun konsumen.

“Skema pembiayaan diarahkan untuk meningkatkan kinerja prosesing melalui bantuan peralatan dan operasional, biaya operasional untuk kemasan dan transportasi,” kata Agung saat memberi arahan dalam evaluasi kegiatan 2018 dan perencanaan 2019 di Yogyakarta.

Untuk meningkatkan diversifikasi pangan, menurut Agung, akan dilakukan Pengembangan Industri Pangan Nusantara (PIPN) dengan konsep pendekatan hulu-hilir.  Diversifikasi dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pengelolaan Pangan Lokal menjadi skala industri dengan memberikan sentuhan pada aspek hilirisasi.

“Menghasilkan intermediate product berupa tepung dan end product berupa pangan olahannya," ujar Agung.

Ia menambahkan,  kegiatan tersebut akan dikembangkan di 10 titik dengan fokus pada tiga komoditas Sagu, Ubikayu, dan Jagung. Untuk langkah ke depan, BKP akan mendorong kegiatan PIPN dengan kebijakan penggunaan bahan baku lokal terhadap industri pangan olahan yang berbasis tepung impor.

Agung menjelaskan, akan mengevaluasi efektifitas KMP dalam mengentaskan wilayah rentan rawan pangan dan kemiskinan. "KMP di-upgrade dengan kegiatan hulu dan hilir yang terintegrasi untuk meningkatkan nilai tambah produk hulu yang dihasilkan dan dilaksanakan dengan pendekatan korporasi dalam wadah program/kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)," ungkap Agung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement