Rabu 14 Nov 2018 12:41 WIB

Kadin Harap Regulasi Kelautan Nasional Pro Bisnis

Pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan nasional masih menemui sejumlah tantangan.

Laut Indonesia
Laut Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap pemerintah membuat kebijakan dan regulasi bidang kelautan dan perikanan pro dunia usaha. Harapan ini disampaikan Kadin di tengah proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto dalam forum diskusi di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPM/Bappenas), Jakarta, Rabu (14/11), menjelaskan, regulasi pro bisnis diwujudkan melalui kebijakan pemerintah yang menitikberatkan pada aspek peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, penyediaan bahan baku dan logistik, upaya peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan keberlangsungan lingkungan hidup.

Hingga saat ini, Yugi menyebut, pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan masih menemui sejumlah tantangan. "Tantangan pelaku usaha sebagian besar terletak pada rumitnya perpanjangan sejumlah izin operasional kapal nelayan dan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI). Pengurusan izin masih belum terintegrasi secara baik ke dalam sistem perizinan terintegrasi secara elektronik (OSS)," jelas Yugi.

Di samping terkait regulasi, Yugi menerangkan tantangan dunia usaha yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPJMN 2020-2024 mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia sektor kelautan dan perikanan, serta penerapan teknologi dan inovasi.

Dengan demikian, menurut Yugi, peran peneliti menjadi penting dalam penguatan industri kelautan dan perikanan. "Peneliti perlu meningkatkan kerja sama dengan mitra industri yang menjadi salah satu cara sinergi pemerintah dan akademisi menghasilkan inovasi kelautan dan perikanan," sebut Yugi.

Kalangan industri, menurut ketua Kadin bidang kelautan itu, harus ikut memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan yang dihasilkan berbagai pusat riset. Badan Pangan Dunia memprediksi pasar produk pangan laut (seafood) dunia pada 2024 mencapai 240 juta ton, dan 160 juta ton diantaranya berasal dari sektor perikanan budidaya.

Senada dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi perikanan naik hingga 20 persen per tahun. Produksi perikanan tangkap pada 2017 mencapai 6,8 juta ton, sedangkan produksi perikanan budidaya menembus angka 16,1 juta ton dengan rincian 5,66 juta ton ikan dan 10,45 juta ton sisanya dari budidaya rumput laut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement