REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sulawesi Selatan merupakan provinsi ke lima terbesar penghasil jagung di Indonesia. Untuk memacu produksi dan meminimalkan risiko serangan bulai di musim tanam basah kali ini, telah disiapkan 400 sampai 500 ton benih jagung hibrida tahan bulai yang mampu ditanam rapat.
Managing Director Corteva Agriscience Benny Sugiharto mengatakan, selaku produsen benih jagung hibrida merek Pioneer di Makassar, perusahaannya menyediakan benih jagung hibrida yang disiapkan untuk Sulsel. Benih varietas P36 Bekisar itu diklaim sangat cocok ditanam petani untuk daerah sejumlah Sulsel.
“Cocok di Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng hingga Bulukumba,” kata Benny saat peluncuran benih jagung terbaru P36 Bekisar, akhir pekan lalu.
Yuana K Leksana Portfolio Corteva Agriscience menambahkan, Provinsi Sulsel memiliki potensi pertanian jagung yang besar dengan karakter petani yang kritis.
“P36 Bekisar ini sesuai SK Menteri Pertanian karena memiliki beberapa keunggulan, yakni besar dan panjang, cepat panen dan tahan terhadap penyakit bulai, juga bisa ditanam rapat,” kata dia.
Menurut Yuana, Corteva telah lama masuk pasar di Sulsel. Kali ini, varietas terbaru Corteva hadir sesuai keinginan petani Sulsel yang menginginkan tongkol jagung yang besar dan panjang, tahan roboh, bisa ditanam rapat, warna bijinya merah, dan tahan bulai. Corteva pun sudah menyiapkan kurang lebih 400 hingga 500 ton jagung P36 bekisar di musim tanam ini.
Yuana mencatat, saat ini persentase penggunaan jagung hibrida di Sulsel mencapai 50 sampai 60 persen. Jika dibandingkan dengan jagung lokal lainnya, hasil produksi jagung P36 bekisar bisa melimpah dua kali lipat sekali panen. Apalagi, para petani diberikan asuransi terhadap serangan penyakit bulai.
Sekadar informasi, penyakit bulai disebabkan oleh jamur jenis Peronosclerospora maydis. Ancaman jamur tersebut dapat melumpuhkan produksi jagung hingga 50-70 persen dan menjadi hantu bagi petani jagung.
Kehadiran benih varietas P36 Bekisar diharapkan dapat membantu pemerintah untuk penuhi pasar kebutuhan domestik. Sebab, varietas ini dapat dipanen lebih cepat, yakni umur tanaman 90 hari dengan potensi hasil 13 ton per hektare dan rendemen 80 persen, serta tahan bulai. “Bagi kami, P36 adalah varietas yang revolusioner,” kata Yuana.
Sebagai produsen benih jagung terkemuka dunia merek Pioneer, Yuana melanjutkan, Corteva sangat mendukung upaya mensukseskan upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale) yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.
Benih P36 Bekisar menjadi pelengkap produk DuPont Pioneer lainnya yang sudah ada di pasaran, seperti P21 Dahsyat, P27 Gajah, P32 Singa, P33 Beruang, dan P35 Banteng.
“Jagung hibrida P36 Bekisar ini merupakan hasil riset terkini untuk mendapatkan hasil lebih tinggi dan sanggup menangkal serangan bulai yang meresahkan petani,” kata Benny.