Kamis 08 Nov 2018 14:51 WIB

Harga Gabah di Indramayu Naik Tipis

Impor mempengaruhi stok beras di dalam negeri.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Kementrian pertanian bersama Komisi IV panen padi di Indramayu.
Foto: Kementan
Kementrian pertanian bersama Komisi IV panen padi di Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu mulai mengalami kenaikan. Kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah mempengaruhi besaran kenaikan harga tersebut.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, harga gabah simpan atau setara dengan gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini rata-rata mencapai Rp 6.000 sampai Rp 6.200 per kg. Harga itu naik tipis dibandingkan beberapa bulan sebelumnya yang ada di kisaran Rp 5.800 sampai Rp 6.000 per kg.

"Jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, kenaikan harga gabah saat ini tidak signifikan," ujar Sutatang kepada Republika.co.id, Kamis (8/11).

Sutatang menyebutkan, pada akhir tahun lalu, harga gabah di tingkat petani bisa mencapai Rp 6.800 sampai Rp 7.000 per kg. Tingginya harga gabah pada akhir tahun itu disebabkan berakhirnya masa panen raya gadu dan belum dimulainya musim tanam rendeng.

Sutatang menilai, kenaikan harga gabah yang tidak signifikan itu disebabkan oleh kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, impor mempengaruhi stok beras di dalam negeri hingga membuat harga gabah petani menjadi tertekan.

Sutatang mengatakan, gabah simpan yang dimiliki petani saat ini merupakan hasil panen gadu sebelumnya. Selama masa simpan berbulan-bulan itu, petani telah mengeluarkan modal tambahan. Untuk memperoleh keuntungan yang optimal, maka harga gabah simpan di tingkat petani semestinya Rp 7.000 per kg.

"Akibat adanya impor, keuntungan petani jadi berkurang," tutur Sutatang.

Menurut Sutatang, petani menyimpan gabahnya sebagai tabungan untuk persiapan modal tanam berikutnya. Selain itu, gabah tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari.

Saat ini, lanjut Sutatang, sejumlah petani telah mulai menjual gabah simpanannya. Pasalnya, musim tanam rendeng 2018/2019 saat ini sudah semakin dekat.

Di Kabupaten Indramayu, para petani saat ini sedang menunggu datangnya musim hujan untuk memulai musim tanam rendeng 2018/2019. Mereka telah selesai melaksanakan masa panen gadu 2018. Namun, adapula sejumlah daerah yang saat ini baru memulai panen, seperti di Kecamatan Patrol dan Anjatan.

Salah seorang petani di Kecamatan Anjatan, Muklis, menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) yang dipanennya ada di kisaran Rp 5.500 per kg dan harga GKG mencapai Rp 6.000 sampai Rp 6.200 per kg. Dia menilai, harga gabah di akhir tahun biasanya lebih tinggi.

"Daerah lainnya kebanyakan sudah selesai panen. Biasanya harga gabah lebih tinggi lagi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement