Kamis 08 Nov 2018 10:58 WIB

Kemendag akan Rilis Data Terbaru Harga Pangan di Indonesia

Pelaku usaha yang mencoba berspekulasi dengan harga pangan akan mengalami kerugian

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jendral Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih mengatakan, pihaknya berencana bertemu dengan seluruh dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) untuk memperbaharui data stok dan perkembangan harga. Ini dilakukan sebagai antisipasi kenaikan harga menjelang Natal dan tahun baru yang kerap menjadi momentum kenaikan harga pangan.

Pada prinsipnya, Karyanto menjelaskan, apabila ketersediaan pasokan lancar, maka tidak ada alasan harga kebutuhan naik. Pemerintah juga akan bekerja sama dengan satgas pangan untuk memastikan tidak ada spekulasi dari pelaku usaha untuk mempermainkan pasokan.

Baca Juga

"Mereka melakukan ini tujuannya untuk mencari keuntungan dengan kenaikan harga," ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (7/11) malam.

Karyanto menambahkan, pelaku usaha yang mencoba berspekulasi dengan harga pangan akan mengalami kerugian. Sebab, beberapa komoditas telah ditetapkan harga eceran tertinggi (HET). Dampaknya, mereka tidak dapat seenaknya saja menaikkan harga.

Pemerintah, termasuk melalui Kemendag, akan memeriksa gudang-gudang distributor. Apabila ditemukan ada penumpukan barang di gudang sementara, akan berdampak pada pengurangan stok di pasar.

"Kalau ketahuan ada penumpukan, akan kami tindak dengan tuduhan penimbunanan. Sanksinya selain pencabutan izin juga akan di black list, sehingga akan tertutup untuk mendapat perizinan berusaha kembali," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, stabilitas harga barang kebutuhan pokok perlu dijaga agar laju pertumbuhan ekonomi tetap positif pada triwulan IV-2018. Menurutnya, gejolak harga beras menjadi potensi yang dapat mengganggu stabilitas harga kebutuhan pokok.

"Pada triwulan IV-2018 masih ada Natal dan Tahun Baru, itu merupakan konsumsi rumah tangga yang kuncinya ada pada stabilitas harga kebutuhan pokok dan elastisitas kesempatan kerja," kata Enny usai acara diskusi di Jakarta, Rabu (7/11).

Sisi elastisitas kesempatan kerja relatif stagnan, sehingga kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2018 akan lebih bertumpu pada stabilitas harga kebutuhan pokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement