REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) resmi menjadi operator tunggal dari Blok Rokan pada 2021 hingga 20 tahun mendatang. Meski begitu, Pertamina mengaku membuka peluang untuk bermitra dengan perusahaan migas lainnya untuk bisa mengelola Blok Rokan.
Upstream Strategic Planning & Operation Evaluation Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero), Meidawati mengatakan saat ini banyak mitra mitra Pertamina yang menyatakan minat untuk bisa bersama Pertamina mengelola Blok Rokan. Hanya saja kata Meida, Pertamina belum memutuskan siapa partner tersebut karena masih dalam tahap evaluasi.
"Yang minat sih banyak banget, tapi kami juga masih evaluasi lagi. Tapi yang sudah pasti kita berencana untuk memberikan 10 persen ke BUMD," ujar Meida di The Club, Rabu (7/11).
Saat ini yang dilakukan Pertamina pada Blok Rokan adalah menyelesaikan masa transisi dengan Chevron. Meida tak menjelaskan secara rinci seperti apa proses transisi tersebut. Ia hanya menjelaskan bahwa Pertamina dan Chevron terus berkomunikasi terkait hal ini.
"Kami komunikasi terus dengan Chevron," ujar Meida.
Meida juga mengatakan pada awal produksi nanti pada 2021, Pertamina memang memprediksi adanya penurunan produksi dari Blok Rokan. Jika sebelumnya Blok Rokan bisa memproduksi hingga 200 ribu barel, maka 2021 nanti Blok Rokan hanya akan berproduksi sebesar 180 ribu barel.
"Biasanya operator di Blok Terminasi itu tidak melakukan investasi karena takut tidak balik, tapi sesuai asumsi makro RAPBN memang dipatok 180 ribu barel," ujar Meida.