Selasa 06 Nov 2018 22:20 WIB

Kementan Dorong Malang Jadi Penyangga Bawang Putih Nasional

Kebutuhan bawang putih setiap tahun rata rata 500 ribu ton

Red: EH Ismail
Sejumlah buruh mengupas kulit bawang putih di Bawang, Batang, Jawa Tengah, Kamis (6/9).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah buruh mengupas kulit bawang putih di Bawang, Batang, Jawa Tengah, Kamis (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Kabupaten Malang sebagai sentra bawang putih sehingga menjadi penyangga nasional. Hal itu sebagai salah satu upaya pencapaian swasembada bawang putih pada 2021.

“Kebutuhan bawang putih setiap tahun rata rata 500 ribu ton sementara produksi nasional kita hanya sekitar 20 ribuan ton.  Artinya 96 persen kebutuhan bawang putih nasional di penuhi melalui impor.  Ini yang harus kita kejar dan dorong petani bawang putih untuk terus bekerja cerdas dan semangat menanam bawang putih guna mewujudkan swasembada di tahun 2021,” kata Direktur Perlindungan Hortikultura, Sriwijayanti Yusuf  saat panen perdana bawang putih seluas 30 hektare di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang,  Senin (5/11).

Perempuan yang akrab disapa Yanti ini mengaku bangga melihat panen bawang putih ini karena produktivitasnya cukup tinggi pada kisaran 12 hingga 15 ton basah per ha. Ia menuturkan, Indonesia pernah mengalami kejayaan bawang putih di era 90-an dengan luas pertanaman mencapai 22 ribu ha, produksinya mencapai 153 ribu ton, meskipun menyusut akibat gempuran bawang putih impor.

 “Hari ini menjadi saksi sejarah dan momentum istimewa panen perdana bawang putih di Kabupaten Malang seluas 30 hektare. Terima kasih dan apresiasi untuk kedua perusahaan yang telah melakukan wajib tanamnya.  Momentun ini diharapkan benar benar bisa dirasakan petani bawang putih di seluruh  tanah air.  Kita harus buktikan bahwa sebenarnya kita sanggup menghasilkan bawang putih di dalam negeri,” ujar Yanti.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Malang, Budiar mengatakan, luas tanam bawang putih di Kabupaten Malang hinngga akhir Oktober 2018 seluas 186 ha. Terdiri dari 30 ha pertanaman oleh importir dan 156 hektar tanaman swadaya. Pada November 2018 direncanakan tanam 54 ha yang terdiri dari 24 ha dari importir dan 30 ha APBN.

“Jadi Sampai Akhir Desember 2018 diperkirakan luas tanam bawang putih di Malang seluas 240 hektare.  Kami akan mendorong importir untuk terus mengembangkan bawang putih di Malang khususnya di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Wagir, Jabung dan Poncokusumo serta Karangploso,” ujarnya.

Budiar menjelaskan, sampai saat ini terdapat tujuh importir yang melakukan wajib tanam di Malang dengan total target tanam mencapai 611 Hektar. Kabupaten Malang ke depan akan menjadi sentra pengembangan bawang putih.

“Yang terpenting juga kami sekaligus siap menumbuhkan penangkar bawang putih guna mendukung program swasembada bawang putih 2021,” kata Budiar.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, dalam rangka percepatan swasembada bawang putih nasional Kementan telah menetapkan Permentan Nomor 38 Tahun 2017 dan perubahannya yaitu Permentan No 24 Tahun 2018 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Importir bawang putih wajib menanam dan menghasilkan bawang putih di dalam negeri sebesar 5 % dari volume impor yang diajukan. 

“Tahun ini Ditjen Hortikultura mengalokasikan 5.949 hektare melalui dana APBN yang tersebar di 19 Provinsi dan 78 Kabupaten/Kota. Untuk Kabupaten Malang pada 2018 dialokasikan 30 Hektare bawang putih, 2019 nanti akan bisa di tingkatkan lagi,” katanya.

Suwito yang mewakili importir yang hadir pada acara panen bawang putih tersebut mengaku sangat bangga dan mengapreasi dukungan Kementan dan Dinas Pertanian yang mengawal kegiatan wajib tanam importir khususnya di Malang.  “Kami sangat terbantu dengan dukungan dari semua pihak sehingga panen hari ini bisa berjalan baik sekaligus hasilnya cukup baik bisa mencapai 12 hingga 15 ton per ha untuk varietas lumbuh hijau,” tuturnya.

Hal yang sama dikatakan Landy wakil dari importir, kewajiban tanam di Malang akan diselesaikan seluas 55 ha yang direncanakan pada November.  Kebijakan wajib tanam bagi importir tentu terus didukung dan ditaati bersama karena bisa memberikan solusi terbaik bagi kelompok tani.

“Saat ini benih dan saprodi sudah siap,  serta hujan sudah mulai turun, realisasi tanam segera dimulai,” kata dia.

Ketua Kelompok Tani Alam Berkah sekaligus penangkar Benih di Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, Muhammad yusuf, mengatakan, kelompok tani binaannya sangat senang dengan adanya pola kemitraan ini bersama importir.

“Saat ini varietas yang ditanam umumnya lumbuh hijau yang sudah adaptasi dengan kondisi di Ngantang dan Pujon. Hasil panen kali ini cukup baik karena kondisi iklim mendukung dan hujan sudah mulai turun. Kelompok binaan kami siap menyukseskan malang menjadi sentra bawang putih nasional dan mendukung swasembada bawang putih 2021,” paparnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement