REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (5/11) atau Selasa (6/11) pagi WIB. Pelemahan dolar AS dipicu kekhawatiran investor atas volatilitas pasar global yang dibawa oleh pemilihan sela (paruh waktu) AS yang dijadwalkan Selasa waktu setempat.
Warga AS akan memberikan suara pada Selasa (6/11) waktu setempat. Sejauh ini, Demokrat telah mendapatkan peluang tinggi untuk mendapatkan kembali kendali di DPR AS, sementara Partai Republik dapat mempertahankan mayoritas mereka di Senat.
Namun ketidakpastian seperti itu diperlunak oleh laporan ketenagakerjaan pada Jumat (2/11) yang menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan meningkat secara drastis pada Oktober. Pendapatan rata-rata naik 3,1 persen secara tahun ke tahun dan tingkat pengangguran tidak berubah.
Tanda-tanda ekonomi domestik yang kuat itu mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor sepuluh tahun naik menjadi 3,191 persen pada Senin (5/11).
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1417 dolar AS dari 1,1392 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi 1,3048 dolar AS dari 1,2964 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7216 dolar AS dari 0,7192 dolar AS.
Dolar AS dibeli 113,22 yen Jepang, lebih rendah dari 113,27 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0039 franc Swiss dari 1,0043 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3108 dolar Kanada dari 1,3112 dolar Kanada.