Senin 05 Nov 2018 14:55 WIB

Industri Pengolahan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Ekonomi Jatim tumbuh 5,4 persen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Perajin memisahkan kulit ikan kambing-kambing di rumah industri ikan asin. Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim mencatat industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi.
Foto: ANTARA FOTO
Perajin memisahkan kulit ikan kambing-kambing di rumah industri ikan asin. Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim mencatat industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim mencatat perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-2018 tumbuh sebesar 5,4 persen bila dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya. Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengungkapkan, dari sisi produksi, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif kecuali lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, serta pengadaan listrik dan gas. 

Menurut Teguh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,87 persen. Kemudian diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,24 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,99 persen.

"Peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara year on year cukup signifikan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,87 persen. Kondisi ini terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan subkategori industri Kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 14,47 persen," kata Teguh saat menggelar konferensi pers di Kantor BPS Jatim, Jalan Kendangsari Surabaya, Senin (5/11).

Teguh melanjutkan, struktur perekonomian Jawa Timur menurut lapangan usaha Triwulan III-2018 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama. Tiga lapangan itu di antaranya industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 29,70 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,58 persen, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 12,51 persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, lanjut Teguh, lapangan usaha industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,57 persen. Kemudian diikuti perdagangan besar dan ceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,23 persen, konstruksi sebesar 0,56, serta informasi dan komunikasi sebesar 0,38 persen.

Teguh menambahkan, ekonomi Jawa Timur juga tumbuh sebesar 3,88 persen bila dibandingkan triwulan II pada tahun yang sama (quarter to quarter).  pertumbuhan tersebut utamanya didorong oleh kinerja lapangan usaha konstruksi yang berkontribusi sebesar 6,45 persen.

"Kemudian diikuti industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 5,21 persen, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 4,89 persen," ujar Teguh.

Beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif pada kuartal III-2018 di antaranya adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh 4,37 persen. Kemudian juga penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh 2,54 persen.

"Jasa kesehatan dan kegiatan sosial juha tumbuh 2,34 persen. Begitu pun jasa keuangan dan asuransi tumbuh 2,25 persen. Terkahir, pengadaan listrik dan gas tumbuh 1,75 persen dibanding triwulan sebelumnya," ujar Teguh.

Teguh menjelaskan, berdasarkan data tersebut, diketahui pertumbuhan ekonomi kumulatif ekonomi Jawa Timur sampai dengan kuartal III-2018 mencapai 5,48 persen. Kondisi ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2017 yang hanya 5,53 persen.

Menurut Teguh, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,44 persen. Kemudian diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,90 persen, jasa perusahaan sebesar 7,30 persen, serta transportasi dan pergudangan sebesar 7,06 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement