REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah dibuka stagnan di awal bulan ini, Kamis, (1/11). Dilansir Bloomberg, rupiah berada di posisi 15.203 per dolar AS.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan, laju kurs rupiah hari ini kemungkinan akan melemah ke level Rp 15.200 per dolar AS sampai Rp 15.250 per dolar AS. Sementara dolar AS diperkirakan menguat terhadap sejumlah mata uang kuat utama dunia lainnya.
"Penguatan dolar tersebut didorong oleh kuatnya data pertumbuhan upah tenaga kerja di AS pada kuartal ketiga yang meningkat 0,9 persen quarter of quarter (qoq). Itu dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 0,5 persen qoq," ujar Ahmad pada Kamis, (1/11).
Kenaikan upah tersebut, kata dia, mengubah ekspektasi investor terkait tingkat inflasi di amerika Serikat (AS) akan secara persisten meningkat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal itu menurutnya, membuat investor semakin yakin the Fed bakal menaikkan tingkat suku bunganya di Desember.
"Rilis data tersebut mendorong kenaikan yield US treasury sebesar empat basis poin (bps) ke level 3,16 persen," kata Ahmad.
Lebih lanjut, ia mengatakan, penguatan dolar AS tersebut kemungkinan berdampak pada kurs rupiah jelang rilis data inflasi hari ini. Dirinya memprediksi, inflasi Oktober masih cukup rendah yakni sebesar 3,03 persen.