REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah merespons aspirasi peternak ayam layer (petelur) mandiri yang mengeluhkan perkembangan harga telur yang semakin turun. Harga telur yang menurun seiring dengan harga pakan (jagung) yang dinilai makin tinggi.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) menggandeng Satgtas Pangan dan Direktorat Barang Pokok Penting Kementerian Perdagangan serta Polda Jawa Timur langsung turun ke lapangan untuk mengadakan pertemuan dengan peternak ayam petelur mandiri di Kantor Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur pada Rabu (31/10).
Pada pertemuan tersebut, Direktur Jenderal PKH I Ketut Diarmita menyampaikan beberapa langkah untuk memperbaiki harga telur di tingkat peternak. Pertama, peternak diimbau agar meningkatkan kualitas telur dengan cara segera afkir ayam yang sudah tua karena tidak ekonomis dalam pemeliharaannya. Dengan memperbaiki kualitas telur, maka umur simpan bisa lama, sehingga saat harga telur turun, penjualan masih bisa ditahan.
Kedua, Peternak diminta meningkatkan produktivitas telur, sehingga terjadi efisiensi dan para peternak bisa mendapatkan margin yang lebih baik. Ketiga, Kementan mengimbau kepada perusahaan pembibit agar meningkatkan kualitas bibit ayam (day of chicken/DOC), sehingga DOC yang diproduksi dan dijual ke para peternak harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
“DOC yang tidak memenuhi SNI harus dimusnahkan untuk menjaga kualitas dan tidak merugikan para peternak,” kata I Ketut Diarmita.
Keempat, Diarmita melanjutkan, peternak diimbau untuk membangun kebersamaan dengan menguatkan korporasi, sehingga mampu bersaing saat membeli DOC dan pakan serta menjual telur. Dalam menjaga harga telur, Diarmita juga menyarankan agar Koperasi Putra Blitar terus membangun jaringan untuk distribusi telur selain DKI Jakarta untuk kemudian dapat direplikasi ke provinsi-provinsi lain yang membutuhkan telur.
Selain menghadapi masalah harga telur yang sedang turun, peternak ayam layer (petelur) juga menghadapi masalah bahan baku pakan, yaitu jagung. Pakan unggas menduduki porsi 71 persen dari biaya produksi (survei struktur ongkos usaha peternakan/SOUT, 2017). Peternak mandiri umumnya belum mempunyai manajemen stok (ketersediaan) pakan yang baik untuk mendukung keberlangsungan usahanya.
I Ketut Diarmita Juga mengharapakan, di masa datang Bulog dapat terlibat dalam bisnis jagung agar dapat membantu mensuplai kebutuhan jagung untuk para peternak rakyat.
“Pada intinya, kita ingin peternak untung dan masyarakat juga tersenyum karena kebutuhan protein hewani yang berasal dari telur terpenuhi,” ujar Diarmita.
Ketua Satgas Pangan Irjen Setyo Wasisto yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengimbau agar para trader telur dan jagung untuk menjaga kestabilan harga. Tujuannya tak lain agar tercipta iklim usaha perunggasan yang baik dan berdaya saing yang dapat memberikan keuntungan bagi para peternak dan juga memberikan keuntungan pagi para petani jagung.
Setyo Wasisto berjanji akan menurunkan timnya untuk memantau distribusi jagung maupun telur. Sesuai dengan tugasnya, tim Satgas Pangan Polri bertugas untuk memastikan lancarnya distribusi bahan pangan dan terciptanya perdagangan yang adil mulai dari tingkat peternak, pedagang hingga konsumen.
“Saya mengimbau supaya tidak ada pihak yang bermain-main dalam distribusi jagung dan telur karena ini menyangkut kebutuhan pangan masyarakat banyak”, ujar Setyo.
Dalam pertemuan sehari sebelumnya, Selasa (30/10), antara Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Blitar, telah disepakati langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan jagung dan rendahnya harga telur. Langkah-langkah itu antara lain, pertama, Kabupaten Toli-Toli siap mensuplai jagung ke Blitar dan sebaliknya Kabupaten Blitar akan mensuplai telur ke Toli-Toli. Kedua, Kabupaten Blitar disarankan untuk meneruskan dan meningkatkan skala/volume telur ke DKI melalui Koperasi Putra Blitar. Ketiga, Probolinggo dan Tasikmalaya diminta mensuplai telur. Keempat, peternak diharapkan dapat mensuplai telur ke Kalimantan Selatan melalui Bulog Divisi Kalimantan Selatan lantaran harga telur di wilayah tersebut saat ini sangat tinggi. Kelima, Pemerintah Kabupaten Blitar menggandeng investor membeli telur dan untuk menjaga keberlangsungan kerja sama bisnis para investor diminta menyuplai jagung kepada peternak.