REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan pertumbuhan kredit sampai akhir 2018 sekitar 11,5 persen. Kemudian pada tahun depan diprediksi tumbuh 12,4 persen.
Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengatakan, pertumbuhan kredit pada kuartal III 2018 diperkirakan sekitar 13 persen. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) justru menurun menjadi 6,6 persen.
"Maka diperkirakan pada 2018, DPK tumbuh 7,2 persen. Angka itu revisi dari perkiraan kita sebelumnya sebesar 8 persen," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/10).
Sedangkan Loan to Depocit Ratio (LDR) perbankan nasional pada periode September sekitar 94 persen. Padahal batas prudensialnya sebesar 92 persen.
Kendati demikian, Fauzi menyatakan, kondisi perbankan Indonesia masih sehat walau beberapa indikator melemah. "Permodalan juga cukup baik meski CAR (Capital Adequacy Ratio) turun dari 22,7 persen ke 22,4 persen," ujarnya.
"Perkiraan kita, bila kredit naik. Maka permodalan bank akan tetap cukup kuat. Hanya saja case by case, karena ada sekitar 115 bank dan kondisinya berbeda-beda," kata Fauzi.
Ia menambahkan, dengan posisi CAR di 22 persen, perbankan Indonesia menjadi salah satu yang terkuat di regional. Biasanya, kata dia, posisi CAR bank-bank di negara lain hanya sekitar 19 persen.