Senin 29 Oct 2018 23:25 WIB

Analis: Kinerja AI Bagus Meski Masih Andalkan Otomotif

Lini bisnis ASII selain otomotif belum mampu menjadi pemimpin pasar

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur PT Astra Internasional Tbk Suparno Djasmin (dari kanan ke kiri) didampingi Presiden Direktur Astra Credit Companies Siswadi, Presiden Direktur Toyota Astra Finance Agus Prayitno bersama para pejabat terkait memberikan keterangan kepada media saat Konferensi Pers Astra Finansial GIIAS 2018 di Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur PT Astra Internasional Tbk Suparno Djasmin (dari kanan ke kiri) didampingi Presiden Direktur Astra Credit Companies Siswadi, Presiden Direktur Toyota Astra Finance Agus Prayitno bersama para pejabat terkait memberikan keterangan kepada media saat Konferensi Pers Astra Finansial GIIAS 2018 di Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk baru saja mengumumkan laporan kinerjanya per kuartal III 2018. Hasilnya, laba bersih perseroan naik 21 persen atau sebesar Rp 17,1 triliun. 

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe menilai, kinerja perusahaan berkode saham ASII tersebut cukup bagus. Meski ada kewaspadaan pada segmen agribisnis yakni harga minyak kelapa sawit dan persaingan di pasar mobil. 

"Kalau kelapa sawit sebenarnya harganya terjaga. Kalau mobil persaingannya memang sangat ketat, tapi keseluruhan kinerja Astra baik dan masih normal," katanya saat dihubungi Republika, Senin, (29/10).

Ekspansi perusahaan, kata dia, juga cukup bagus. Pasalnya telah masuk ke berbagai sektor meliputi properti, infrastruktur, serta lainnya.

Hanya saja, ia menyebutkan kontribusi utama Astra sekitar 50 persen tetap dari bisnis otomotif. "Padahal kalau mau bagus seharusnya porsi tersebut dikurangi, agar lini bisnis lain bisa berkontribusi lebih banyak, tapi sepertinya sulit karena otomotif Astra masih jadi market leader," tutur Kiswoyo.

Sedangkan, lini bisnis ASII lainnya belum menjadi pemimpin pasar. "CPO atau kelapa sawit misalnya, AALI (Astra Agro Lestari) belum jadi market leader. Bisnis alat berat Astra pun masih kecil, sektor keuangan Astra juga bukan market leader. Jadi yang paling bisa diharapkan tetap otomotif," ujarnya. 

Meski begitu ia meyakini, ASII dapat mempertahankan kinerja positifnya. "Net profit sampai akhir tahun bisa di atas 15 persen," kata Kiswoyo.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement