REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perhutani kembali lanjutkan kegiatan ekspor produk industri kayu dari unit Industri Kayu Cepu (IKC) setelah sebelumnya dilaksanakan ekspor pada (29/9) lalu. Ekspor kali ini berupa produk flooring jenis E2E dan T&G dengan total 11 kontainer senilai Rp 3,2 miliar ke Shanghai Cina akhir pekan lalu.
Direktur Utama Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan, pihaknya akan terus melakukan ekspor ke Cina setiap bulan hingga Desember 2018, dengan target minimal 10–15 kontainer per bulannya. Pada 2019, ekspor direncanakan akan tetap berlanjut dengan volume yang meningkat hingga 50–100 persen atau sekitar 15 sampai 20 kontainer per bulan.
"Kegiatan ekspor akan terus kami dorong sejalan dengan fokus bisnis Perhutani ke hilir dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (29/10).
Ia berharap, Perhutani akan terus melakukan ekspor dengan volume dan kualitas yang lebih baik. Sehingga produksi industri kayu Perhutani bukan hanya mampu memperluas kesempatan tenaga kerja tapi juga mampu mendorong perekonomian Indonesia dengan bertambahnya devisa negara.
Sampai dengan Oktober 2018 total ekspor produk Industri Kayu Cepu sudah mencapai 380 meter kubik dengan nilai sekitar Rp 6,9 miliar. Pencapaian ini karena adanya pasar serta dukungan dari salah satu BUMN China Dafeng Group.
Pelepasan ekspor kedua ini dilakukan Direktur Operasi Perum Perhutani Hari Priyanto mewakili Direktur Utama secara simbolis. Turut hadir dalam kegiatan Kepala Departemen Industri Perhutani Suratno dan Perwakilan PT Sima
Agung sebagai perusahaan yang bekerjasama dengan Perum Perhutani di bidang operasional dan pemasaran.