Senin 29 Oct 2018 17:51 WIB

IFC dan MAIPARK Dukung BPR di Daerah Rawan Gempa

Lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia tinggal dan bekerja di kawasan rawan gempa

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Finance Corporation (IFC) bersama PT Reasuransi MAIPARK Indonesia menyerahkan polis Asuransi Gempa Berbasis Indeks (AGBBI) kepada tiga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Yogyakarta. Tujuannya, melindungi bank-bank yang memberikan pinjaman kepada individu serta usaha mikro, kecil, dan menengah dari kerugian akibat terjadinya gempa bumi.

 

Perlu diketahui, lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia tinggal dan bekerja di kawasan rawan gempa. Dengan paparan secara ekonomi mencapai sekitar 80 miliar dolar AS.

Risiko ini dinilai  sangat tinggi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pasalnya bank-bank yang paling terdampak gempa telah kehilangan antara 15 hingga 35 persen dari pendapatannya seiring terjadinya sejumlah gempa di masa lalu. Kerugian ini mengikis cadangan modal bank dan mengurangi kemampuannya untuk menyalurkan pinjaman.

 

Maka AGBBI ini memenuhi kebutuhan para BPR karena peningkatan permasalahan pembayaran nasabah serta penarikan tabungan setelah terjadinya gempa bumi dapat menyebabkan kendala likuiditas. Hal itu tepat pada saat permintaan uang tunai cenderung meningkat.

 

“Paparan bahaya gempa bumi Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Baik dalam hal kematian korban maupun kerugian ekonomi. Hal tersebut baru-baru ini terlihat setelah terjadinya gempa bumi di Lombok dan Palu, yang menunjukkan bahwa kita membutuhkan mekanisme mitigasi risiko,” jelas Direktur Teknik MAIPARK Heddy Agus Pritasa melalui siaran pers, Senin, (29/10).

Ia menjelaskan, MAIPARK Indonesia bersama IFC telah menciptakan produk EQII, yang berlisensi di bawah Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Kerja sama ini memungkinkan keduanya memberikan perlindungan bagi bank terhadap risiko keuangan akibat gempa bumi.

 

"EQII menawarkan solusi untuk bank-bank pedesaan, membantu mereka mengurangi risiko keuangan akibat gempa bumi. Sekaligus memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan kepada bank-bank tersebut," kata Ketua Asosiasi Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Ascar Setiyono.

 

Dengan dukungan IFC, PT Reasuransi MAIPARK telah bekerja sama dengan perusahaan asuransi lokal untuk mengembangkan dan mendistribusikan produk ini, yang dipasarkan oleh PT Asuransi Binagriya Upakara. “Dengan tanggapan dari tiga bank perkreditan rakyat di Yogyakarta hari ini terhadap produk EQII, kami berharap mereka dapat menjadi preseden bagi bank-bank perkreditan rakyat lain di Indonesia, terutama yang terdampak oleh gempa bumi,” kata Ketua AAUI Dadang Sukresna.

 

Ia menjelaskan, AGBBI merupakan proyek asuransi pertama IFC di Indonesia dengan sektor swasta. "Itu mendasari komitmen kami untuk menciptakan pasar yang baru dan membangun ketahanan fiskal terhadap bencana alam,” kata Country Manager IFC untuk Indonesia Azam Khan.

Ia menambahkan, perlindungan asuransi bagi bank yang memberikan pinjaman kepada usaha kecil dan menengah dapat membantu masyarakat untuk menarik uang tunai disaat mereka paling membutuhkan. Proyek IFC ini dengan Reasuransi MAIPARK ini didanai oleh Global Index Insurance Facility, dana perwalian multi-donor yang dikelola oleh IFC dan diimplementasikan bersama dengan Bank Dunia.

Para donor termasuk Jepang, Belanda, Uni Eropa, dan InsuResilience Jerman. Tujuan fasilitas ini untuk memperluas penggunaan asuransi indeks sebagai alat manajemen risiko di bidang pertanian, keamanan pangan, dan pengurangan risiko bencana.

Sebagai informasi, IFC merupakan anggota kelompok Bank Dunia. Sementara, Reasuransi Maipark termasuk perusahaan reasuransi risiko khusus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement