Ahad 28 Oct 2018 17:36 WIB

OJK akan Tambah Jumlah Daftar Saham Syariah

Saat ini baru terdapat 401 saham syariah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Data komposisi investor saham syariah terhadap total investor Bursa Efek Indonesia.
Foto: dok. BEI
Data komposisi investor saham syariah terhadap total investor Bursa Efek Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meningkatkan jumlah efek syariah dalam Daftar Efek Syariah (DES) periode II tahun ini. Rencananya daftar tersebut akan dikeluarkan pada November mendatang.

Sebelumnya, pada DES periode pertama 2018 terdapat sekitar 401 efek atau saham syariah. "Insya Allah. Doakan saja ya (ada peningkatan dalam DES periode II)," ujar Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasari kepada Republika, Ahad (28/10).

Baca Juga

Sayangnya, ia masih enggan menyebutkan lebih rinci mengenai penambahan tersebut. Beberapa saham syariah yang terdaftar dalam DES periode I meliputi saham PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Adaro Energy (ADRO), PT Aneka Gas Industri (AGII), PT Astra International (ASII), serta lainnya.

Sebelumnya CIMB Principal Asset Management (CIMB-P) menilai, salah satu ladang investasi yang masih menjanjikan di saat kondisi ekonomi global yang bergejolak seperti saat ini adalah reksa dana syariah. Apalagi saham syariah tidak masuk dalam saham perbankan yang sangat terpengaruh dengan kondisi pasar global.

Direktur Investasi CIMB Principal Asset Management Priyanto Soedarsono menjelaskan, saat ini produk syariah sangat tahan goncangan. Produk syariah cenderung memiliki ketahanan tertentu pada saat kondisi fundamental dunia yang sedang awas.

"Pada kondisi seperti ini kurang lebih saham saham syariah itu kurang lebih memiliki ketahanan tertentu dari volatile, yang syariah memiliki ketahanan tertentu pada saat kondisi fundamental dunia lagi alert. Ini justru saat kondisi kayak gini, ini jadi satu pilihan yang cukup menarik untuk masuk ke produk syariah," ujar Priyanto.

Priyanto juga menjelaskan dana kelola (Asset Under Management/AUM) syariah yang saat ini dihandle oleh CIMB Principal Asset Manajemen juga menunjukan pertumbuhan hingga 12 persen. Untuk pertumbuhan unit reksa dananya, kata Priyanto, mencapai 16 persen. "Ini membuktikan investasi syariah di Indonesia ini masih potensial," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement