Selasa 23 Oct 2018 20:42 WIB

Kadin Targetkan Kenaikan Ekspor 10 Persen ke Negara OKI

Penguatan kerja sama antara negara OKI bisa meningkatkan ekspor hingga 10 persen

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Roeslani memberikan paparannya saat acara diskusi di Rumah Cemara, Jakarta, Senin (15/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Roeslani memberikan paparannya saat acara diskusi di Rumah Cemara, Jakarta, Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan kerja sama antara negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia sebesar 10 persen dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini nilai ekspor baru mencapai lima persen senilai 23 miliar dolar AS ke negara-negara OKI.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Rosan Perkasa Roeslani mengatakan negara-negara OKI perlu lebih kenal dengan Indonesia agar dapat meningkatkan kolaborasi. Sehingga Indonesia optimis menjadi tuan rumah Sidang Tahunan The Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture (ICCIA) di Ritz Carlton, Jakarta pada 22-23 Oktober 2018.

"Sidang ini diharapkan dapat meningkatkan awareness negara-negara OKI pada Indonesia sehingga bisa melihat potensi yang kita miliki dan akhirnya bisa kerja sama," kata Rosan, Selasa (23/10).

Acara diharapkan dapat meningkatkan peranan kolaborasi antar pemerintah dan antar pelaku bisnis untuk memajukan kemitraan ekonomi negara anggota ICCIA. Rosan mengatakan hingga saat ini belum ada kerja sama yang akan ditandatangani.

Namun akan ada pertemuan lanjutan di Mesir pada Februari terkait peluang kerja sama. Wakil Presiden ICCIA, Ahmad Al Wakeel secara khusus menyampaikan rasa terima kasih kepada KADIN Indonesia yang telah mengajukan diri menjadi tuan rumah Board of Directors Meeting ke-27. 

Ia berharap bahwa pertemuan ini akan menjadi awal dari koordinasi yang berkelanjutan pada beragam sektor. Mulai dari pembangunan infrastruktur negara hingga menciptakan peluang kerja bagi masyarakat melalui penyediaan peluang kerja baru.

"Pada akhirnya dapat berkontribusi untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat perdagangan antara negara-negara Islam," kata dia. 

Pertemuan ini, tambahnya, adalah kesempatan untuk meningkatkan kerjasama dan investasi. Sehingga harus dimanfaatkan oleh semua pihak agar membawa keuntungan nyata bagi para investor dari berbagai negara Islam.

Presiden The Union of Chambers and Commodity Exchanges of Turkey, M Rifat Hisarciklioglu mengatakan Turki sangat siap untuk kerja sama meningkatkan perdagangan dengan berbagai negara, termasuk Indonesia. Saat ini, menurutnya, nilai kerja sama Indonesia dan Turki masih sangat kecil.

Nilai perdagangan kedua negara yakni 1,7 miliar dolar AS. "Ini masih sangat kecil, sesama negara Islam adalah saudara tapi nilai perdagangan kita masih seperti satu tetesan di antara lautan," kata dia.

Ia menginginkan agar sesama negara Muslim bisa saling mengandalkan dan memprioritaskan satu sama lain. Sehingga perekonomian negara Muslim bisa maju bersama. Saat ini, tambahnya, gap perekonomian negara ICCIA sangat besar.

"Dari 57 negara anggota, beberapa sangat kaya dan maju sementara yang lainnya sangat miskin dan terbelakang," kata dia.

Wakil Ketua KADIN untuk hubungan internasional, Shinta W Kamdani mengatakan peluang untuk kerja sama sangat beragam. Indonesia bisa mengedepankan potensi terbesarnya untuk diajukan dalam upaya ekspor.

Mulai dari industri halal, infrastruktur, pariwisata, juga komoditas. Sektor komoditas menjadi paling potensial, seperti makanan, minuman. Ini karena makanan Indonesia sudah mayoritas halal sehingga mudah masuk negara-negara ICCIA.

"Negara-negara Muslim ini sangat tertarik untuk kerja sama ekspor makanan, minuman, juga kosmetik, semua hal yang sudah halal, sehingga kita akan dorong ini," kata dia.

Salah satu caranya adalah dengan menggalakkan kurasi terhadap produk halal untuk ekspor. Juga meningkatkan sertifikasi halal bagi produk-produk lokal. 

Kadin mengklaim penguatan kerja sama antara negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia sebesar 10 persen dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini nilai ekspor baru mencapai lima persen senilai 23 miliar dolar AS ke negara-negara OKI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement