REPUBLIKA.CO.ID, ACEH UTARA -- Keputusan pemerintah melalui kementerian ESDM untuk memperpanjang kontrak Blok North Sumatera Offshore (NSO) di Provinsi Aceh disambut baik PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHE melalui anak perusahaannya PHE NSO diberi kepercayaan kembali untuk mengelola blok NSO hingga 20 tahun kedepan, yaitu tahun 2038.
Pengelolaan dengan skema gross split yaitu skema kontrak bagi hasil dengan meniadakan pengembalian biaya operasi (Cost Recovery) yang berlaku efektif sejak 16 Oktober 2018.
Acara syukuran atas perpanjangan kontrak Blok NSO dilakukan di Aceh Production Operations (APO) Point A office di Aceh Utara pada Rabu (17/10), dengan prosesi pemotongan tumpeng yang dihadiri oleh Direktur Eksplorasi PHE, Abdul Mutalib Masdar, General Manager PHE NSO, Akhmad Miftah, perwakilan SKK Migas serta pekerja PHE NSO.
“Pengelolaan Blok NSO yang merupakan lapangan tua, tentu pentuh tantangan. Namun berbekal pengalaman yang telah teruji, PHE optimis untuk terus memaksimalkan kinerja blok. Hal ini bisa kita lihat dari angka capaian produksi sejak 2016, nilainya tetap dapat kita jaga,” ujar Abdul Mutalib Masdar.
Kinerja produksi gas semester I 2018, mencapai 91 MMSCFD atau 152 persen dari target RKAP 2018 sebesar 60 MMSCFD. Begitu pula produksi kondensat sebesar 84 barel kondensat per hari (BCPD), atau 127 persen dari target RKAP 66 BCPD. PHE NSO berhasil melampai target selama 2 tahun berturut turut, demikian juga dengan capaian semester I tahun 2018 ini.
PHE NSO berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah produksi dengan upaya peningkatan reserve to production (R/P) dengan cara merencanakan pengeboran tiga sumur eksplorasi. Masing-masing satu sumur dilakukan akhir 2018 dan dua sumur berikutnya dilaksanakan pada 2019. Adapun cadangan minyak Blok NSO sebesar 272 MTSB dan gas 92 bscf.