Kamis 18 Oct 2018 15:37 WIB

Harga Telur di Kota Bandung Capai Titik Terendah

Pemkot Bandung akan fokus mengantisipasi ketahanan pangan menghadapi musim penghujan.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket, di Kota Bandung, Rabu (20/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket, di Kota Bandung, Rabu (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Elly Wasliah menyebutkan saat ini belum ada geliat kenaikan harga pangan di Kota Bandung. Bahkan, salah satu komoditas pangan, yakni telur ayam harganya mencapai titik terendah.

"Ini telur sampai menyentuh harga terendah. Di kita sampai Rp 21 ribu per kilogram," kata Elly di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Kamis (18/10).

Menurut Elly, gejolak penurunan harga telur ini disebabkan oleh suplai dari wilayah produsen yang sedang melimpah. Sehingga, harganya pun ikut turun bahkan disebut paling murah. Padahal harga normal telur ayam yakni berkisar Rp 22.000-Rp 24.000 per kilogram.

Kondisi ini, kata Elly, terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia termasuk Kota Bandung. Ini pun mengakibatkan gejolak di kalangan pedagang telur.

"Malahan para peternaknya sampai demo," ujarnya.

Ia mengungkapkan Pemkot Bandung akan fokus mengantisipasi ketahanan pangan menghadapi musim penghujan. Sebab, pada musim penghujan biasanya beberapa komoditas mengalami penurunan pasokan sehingga menyebabkan kenaikan harga.

"Jadi untuk antisipasi kami memasuki musim penghujan biasanya adalah sayuran seperti cabai yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi. Dan juga ada komoditas yang kalau musim penghujan, komoditas telur dan ayam pun ada pengaruh. Karena kalau musim dingin berkurang produksinya," tuturnya.

Sementara untuk beras, ia menyebutkan pihaknya sudah memiliki cadangan 45 ton beras di gudang Bulog. Cadangan ini nantinya akan dikeluarkan jika pasokan di pasaran minim.

"Nanti saatnya kita butuh dengan beras kelas premium Rp 12 ribu per kilogram, kalau kami butuh kami minta dikeluarkan ke Kepala Bulog Sub Divre Bandung jadu bisa langsung digelontorkan keluar. Berapapun dibutuhkan bisa keluar langsung," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement